BagyaNews.com – Untuk menemukan passion kita, tentunya kita harus mengenal dulu siapa diri kita, apa tujuan kita, dan paling penting mengapa kita di ciptakan?
Nah untuk menjelaskannya saya akan sampaikan 2 ayat di dalam al-Qur’an yang menurut saya itu sangat mewakili tentang eksistensi manusia di dunia ini, antara lain adalah; QS Ad-Dhariat/051; 56 dan QS al-Baqarah/002; 30.
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidaklah menjadikan jin dan manusia melainkan untuk mengenal-Nya dan supaya menyembah-Nya.
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
Ketika Allah SWT memberitahukan kepada para malaikat-Nya bahwa Dia akan menjadikan Adam a.s. sebagai khalifah di bumi, maka para malaikat itu bertanya, mengapa Adam yang akan diangkat menjadi khalifah di bumi, padahal Adam dan keturunannya kelak akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi. Para malaikat menganggap bahwa mereka lebih patut memangku jabatan itu, sebab mereka makhluk yang selalu bertasbih, memuji dan menyucikan Allah SWT.
Allah SWT tidak membenarkan anggapan mereka (para malaikat) itu, dan Dia menjawab bahwa Dia mengetahui yang tidak diketahui oleh para malaikat tersebut. Segala yang akan dilakukan Allah SWT adalah berdasarkan pengetahuan dan hikmah-Nya yang Maha Tinggi walaupun tak dapat diketahui oleh mereka, termasuk pengangkatan Adam a.s. menjadi khalifah di bumi. Kekhalifahan Adam a.s. di bumi ini maksudnya adalah kedudukannya sebagai khalifah di bumi ini, untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan memakmurkan bumi serta menjaga dan memanfaatkan segala apa yang ada padanya.
Dari keterangan kedua ayat di atas cukup jelas bahwa hakikat diciptakannya manusia di muka bumi ini memiliki 2 tugas utama; yaitu menyembah-Nya dan menjadi khalifatullah/wakil Allah atau dalam bahasa saya sebut sebagai mandataris Tuhan. Hal ini dalam bahasa agama biasa kita sebut sebagai hablumminAllah (beribadah dan mengabdi kepada-Nya) dan hablumminannas (sebagai khalifatullah). Itulah 2 tugas utama manusia diciptakan. Sudahkah anda menjalankan 2 tugas tersebut?
Jika kita pelajari dari 2 tugas utama tersebut, ternyata Allah tidak membekali kita dengan tangan kosong untuk melakukan 2 tugas berat tersebut, melainkan Allah sertakan dalam diri manusia sebuah kebaikan yang tidak dimiliki oleh makhluk-Nya yang lain. Pantas saja ketika Allah SWT berkehendak akan menciptakan nabi Adam as, para malaikat “protes” sama Allah. Bagaimana mungkin Engkau (Allah) akan menciptakan makhluk yang akan berbuat kerusakan di muka bumi ini, sementara kami (para malaikat Allah) senantiasa memuji-Mu siang dan malam, tetapi malah Engkau (memilih) Adam as untuk tugas yang berat tersebut.
Namanya juga Allah, Dia Maha Mengetahui apa yang tidak diketahui oleh makhluk-Nya yang lain, mendengar protes para malaikat Allah santai saja, maka dijawablah oleh Allah, bahwa “Aku Maha Mengetahui apa yang tidak kalian (para malaikat) ketahui”. Itu juga yang menjadikan kita semakin percaya diri dengan profesi kita sebagai manusia, bahwa manusia adalah makhluk terbaik-Nya. Hal ini membuktikan bahwa Allah sudah membekali kita dengan “potensi” sebagai seorang khalifatullah yang bertugas memakmurkan alam ini, memberikan manfaat dan kontribusi sebanyak-banyaknya bagi manusia yang lainnya, termasuk bumi beserta isinya, agar menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Jadi ada tugas yang sifatnya vertikal, yaitu menjadi hamba-Nya dan horizontal yaitu berhubungan dengan manusia yang lainnya. Itulah sebabnya manusia harus menampaki dan mengakui dirinya sebagai entitas yang sangat berarti dalam planet bumi ini, guna untuk membangun peradaban manusia itu sendiri, mulai dari lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia. Itulah sebabnya kita menyaksikan baik dari masa Yunani, Babilonia, Romawi, Persi, China, India, Mesir dan sebagainya mereka memiliki peradaban agung yang kita kenal hingga sampai sekarang. Saya harap sampai di sini kita sudah clear tentang eksistensi kita sebagai manusia di muka bumi ini.