Beberapa bulan lalu saat awal pandemi covid-19 menyerang sholat jumat sempat ditiadakan untuk berjaga-jaga dan menjaga umat dari bahaya virus. Hal ini lama berlangsung hingga muncul suatu gagasan ijtihad untuk melakukan sholat jumat secara daring atau online.
Baca juga: Keutamaan Bersegera ke Masjid untuk Sholat Jumat
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengeluarkan beberapa fatwa berkaitan dengan shalat Jum‘at, di antaranya adalah fatwa tentang shalat Zuhur gantinya shalat Jum‘at, yakni seseorang yang tidak bisa melaksanakan shalat Jum‘at karena suatu hal maka penggantinya adalah shalat Zuhur.
Pada Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/H/2020 tertanggal 14 Maret 2020 tentang Tuntunan Ibadah pada masa Pandemi Covid-19 juga disebutkan kebolehan shalat Jum‘at di rumah untuk menghindari penyebaran virus corona: Apabila kondisi dipandang darurat maka pelaksanaan shalat Jum‘at dapat diganti dengan shalat Zuhur di rumah.
Berkaitan dengan sholat jumat daring, perlu disampaikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan ibadah Jum‘at online adalah khutbah dan shalat Jum‘at yang dilaksanakan secara online atau dalam jaringan (daring) melalui aplikasi telekonferensi video, dalam hal ini Zoom Clouds Meeting, sehingga membutuhkan ketersediaan teknologi informasi berupa perangkat keras seperti laptop, komputer atau gawai; jaringan atau daya listrik; serta jaringan internet dan paket data yang memadai. Termasuk dalam persoalan ini adalah shalat Jum‘at berimam pada siaran on air radio dan televisi.
Ibadah Khusus
Ibadah Jum‘at online ini dilakukan atas dasar prinsip at-taysīr (kemudahan) pada situasi darurat pandemi Covid-19, sebab tidak mungkin dilakukan secara normal dengan mengumpulkan banyak orang di masjid.
Hal ini karena salah satu protokol kesehatan terkait pandemi Covid-19 adalah tidak boleh berkerumun atau mengumpulkan banyak orang di suatu tempat.
Jadi, ibadah Jum‘at online, selanjutnya cukup disebut shalat Jum‘at online, merupakan persoalan kekininan yang belum pernah dipraktikkan pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam. Shalat Jum‘at online ini termasuk persoalan ijtihādī, sehingga memunculkan ragam pendapat dalam memahaminya.