Santapan Khas Para Sultan Banten : Kuliner – Bagyanews.com
Connect with us

Indonesia Kaya

Santapan Khas Para Sultan Banten : Kuliner

Published

on

Santapan Khas Para Sultan Banten

[ad_1]

Hampir semua kesultanan yang ada di Indonesia baik yang masih ada ataupun tidak, pasti memiliki santapan yang menjadi sajian khas keluarga kerajaan. Salah satunya adalah Kesultanan Banten yang memiliki rabeg sebagai santapan khas bagi keluarga kerajaan.

Meskipun Kesultanan Banten kini sudah tidak ada, eksistensinya masih dapat dinikmati melalui rabeg, kuliner yang dahulu sangat disukai keluarga kesultanan.

Rabeg sendiri adalah kuliner yang menggunakan olahan daging kambing atau sapi sebagai bahan utamanya dan diperkirakan telah ada sejak zaman Sultan Maulana Hasanuddin.

Cerita yang berkembang, munculnya rabeg diawali dengan Sultan Maulana Hasanuddin menunaikan ibadah haji di tanah Arab. Saat itu kota pelabuhan yang pertama didatangi adalah Rabig, sebuah kota di tepi Laut Merah.

Sultan merasa takjub dengan keindahan yang disaksikannya. Dirinya pun tak melewatkan untuk bersantap makanan setelah berhari-hari mengarungi samudra. Makanan yang dimakannya saat itu berupa olahan daging kambing yang lezat.

Pulang dari ibadah haji, sultan meminta kepada juru masak untuk dibuatkan makanan yang pernah ia santap di Kota Rabig. Hal ini mendapat respon kebingungan dari juru masak. Tidak ingin mengecewakan sultan, juru masak memasak yang diminta sultan dengan menerka-nerka seperti apa jenis makanan yang dimakan sultan di tanah suci.

Diluar dugaan, ternyata masakan sang juru masak disukai sultan dan akhirnya sajian yang dibuat para juru masaknya ini dinamakan dengan rabig hingga pelafalannya berubah menjadi rabeg.

Versi lain menyebutkan, kuliner ini merupakan akulturasi yang memadukan budaya Arab dan nusantara khususnya Banten. Dikarenakan dahulu Banten merupakan kota pelabuhan yang ternama dan dijadikan tempat perdagangan hingga persinggahan. Hal ini yang membuat para pedagang dari Arab datang dan berbaur hingga menetap di Banten.

Hal ini menyebabkan kuliner rabeg lahir, olahan kambing yang menjadi ciri khas budaya Arab ini berbaur dengan rempah-rempah nusantara yang melimpah.

Rabeg memiliki citarasa yang manis dan pedas, semuanya tergantung selera. Lain lagi jika rabeg hadir saat proses acara akikah, acara memotong rambut bayi bagi umat muslim. Dalam acara ini rabeg akan dibuat manis. Hal ini diharapkan agar si bayi akan menjadi orang yang selalu merasakan hal yang manis saat dewasa kelak. [Riky/IndonesiaKaya]

[ad_2]

Sumber Berita

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved