Yang dibilang kuburan itu sejatinya hanyalah tanah lapang yang ditumbuhi bebarapa pohon berduri. Kesannya tak terurus. “Mirip Lubang Buaya,” tutur Bung Hasibuan, menggambarkan kondisi daerah tersebut. “Merinding,” lanjutnya, menggambarkan perasaannya.
Baca juga: Angkernya Kuburan Abu Jahal: Di Sini Rasulullah SAW Bicara dengan Mayatnya
Terpandang
Sejatinya, Abu Jahal adalah orang terpandang di suku Quraisy. Nama aslinya, Amr bin Hisyām. Pria kelahiran tahun 570 ini berjuluk Abu al-Hakam atau “bapak kebijaksanaan” karena ia adalah seorang pria yang terkenal akan kebijaksanaan dan kecerdasannya.
Para tetua Quraisy sering meminta bantuannya dalam menghadapi masalah. Bahkan pada usia 30 tahun, ia diundang untuk menghadiri majelis khusus yang diadakan di Dār’un Nadwa, kediaman milik Hakim bin Hazm. Padahal, usia minimal yang diperlukan jika ingin hadir pada pertemuan tersebut adalah 40 tahun.
Sayangnya, ‘Amr bin Hisyam selalu memusuhi Nabi Muhammad dan menolak dakwah dan kenabiannya. Oleh karena itu kaum muslimin menjulukinya sebagai Abu Jahal atau “bapak kebodohan”.
Kebencian Abu Jahal terhadap Rasulullah SAW begitu masyhur. Seperti diceritakan KH Moenawar Khalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad (Vol 1), suatu kali Abu Jahal melihat Nabi SAW pergi ke masjid. Tiba-tiba, dia langsung menghardik dan melarang beliau SAW untuk mengerjakan salat.
“Muhammad, apakah engkau marah dan berang kepadaku? Apakah engkau berani mengancam aku? Tidakkah engkau tahu bahwa aku ini seorang yang berharta banyak dan punya banyak kawan? Beranikah engkau padaku?” ucap Abu Jahal ketus.
Baca juga: Kisah Mengharukan Ayah dan Anak Berebut Jihad di Perang Badar
Rasulullah SAW bersikap sabar terhadapnya. Tidak menjawab sepatah kata pun. Turunlah wahyu dari Allah SWT, surah al-Alaq ayat 6-14.