Bau Busuk dan Angkernya Kuburan Abu Lahab, Paman Sekaligus Musuh… – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Bau Busuk dan Angkernya Kuburan Abu Lahab, Paman Sekaligus Musuh…

Published

on

[ad_1]

loading…

ABU Lahab memang busuk. Ia adalah penghalang utama dakwah Rasulullah SAW . Paman Nabi ini mati secara mengenaskan. Sebelum mati, ia menderita sakit parah dengan menebarkan aroma busuk sehingga tak ada yang sudi mendekatinya. Aroma busuk kian menusuk ketika dia mati. Berhari-hari mayatnya tak dikubur karena tak ada yang tahan dengan baunya.

Baca juga: Kuburan Abu Jahal Angker: Begini Jahatnya Musuh Rasulullah SAW Ini Semasa Hidup

Mayat Abu Lahab akhirnya dilempari batu oleh sanak keluarganya dari kejauhan sampai terkubur oleh batu kerikil itu. Lalu, bagaimana kondisi kuburan orang yang diabadikan namanya dalam Al-Quran itu?

Belum lama ini kanal YouTube Alman Mulyana menayangkan kuburan dedengkot kafir Quraisy itu. Kuburan Abu Lahab di berada puncak gunung yang di kemudian hari dinamakan Jabal Abu Lahab atau Gunung Abu Lahab .

Gunung yang menyimpan jasad Abu Lahab itu tidak jauh dari Masjidil Haram . Sekitar 3-4 km. Dari atas gunung yang sudah diratakan dan di sekelilingnya banyak berdiri bangunan itu, terlihat kesibukan kota. Mobil lalu lalang dan gedung-gudung yang berjajar.

Abu Lahab cukup kaya. Lokasi kuburannya itu adalah rumah keduanya. Rumah satunya lagi ada di kompleks Masjidil Haram.

Alman Mulyana menceritakan, untuk mencapai kuburan Abu Lahab butuh tenaga ekstra karena mesti jalan kaki melalui gang-gang permukiman yang sunyi. Di situ banyak rumah tua tanpa penghuni alias kosong. “Serem,” kata Alman Mulyana.

Bau Busuk dan Angkernya Kuburan Abu Lahab, Paman Sekaligus Musuh Nabi SAW

Permukiman ini dinamakan kampung Abu Lahab. Tak tampak lalu lalang atau anak-anak yang sedang bermain laiknya sebuah permukiman di sana. Di salah satu rumah bau bangkai menyeruak. “Serem banget di sini,” tambah Alman. Dia pun batuk-batuk, seperti tersedak karena menahan bau yang menyengat. “Aura negatif ini,” tuturnya. “Aduh, sampai berairan mata saya,” tambahnya.

Jalan yang dilalui menanjak laiknya mendaki gunung. Hanya saja, ini adalah perjalanan melalui gang yang sebagian jalannya berupa anak tangga selebar tidak lebih 2 meter.

[ad_2]

Berita Selengkapnya

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved