Published
2 tahun agoon
[ad_1]
Guru Imam al-Sulami. Penulis mendapat sebuah sanad hadis. Hadis itu berasal dari Abu Abdurrahman al-Sulami, dari Abu al-Qasim Abdullah bin Muhammad al-Naisaburi, dari Ali bin Musa al-Basri, dari Ibnu Juraij, dari Musa bin Wirdan, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah.
Penulis sudah menelusuri profil Abu Abdurrahman al-Sulami (w. 412 H.). Beliau seorang ulama besar, ahli hadis sekaligus tasawuf. Berdasarkan sanad di atas, beliau pernah mendapat hadis dari gurunya yang bernama Abu al-Qasim Abdullah bin Muhammad al-Naisaburi. Siapakah Abu al-Qasim guru Imam al-Sulami? Apakah guru Imam al-Sulami tersebut orang yang tsiqah/terpercaya?
Saya telah mencari dalam beberapa kitab biografi para perawi. Saya menemukan bahwa terdapat beberapa orang yang bernama identik yang relevan dengan tahun hidup Abu Abdurrahman al-Sulami. Hanya saja, terdapat beberapa orang yang bernama Abu al-Qasim Abdullah bin Muhammad. Imam al-Dzahabi mencatat dalam kitab Tarikh al-Islam dua nama tersebut. Mereka adalah:
Sedangkan Syekh Abu Thayib Nayif Shalah bin Ali al-Manshuri dalam kitab al-Raudh al-Basim fi Tarajim Syuyukh al-Hakim menyebutkan beberapa orang yang bernama Abdullah bin Muhammad Abu al-Qasim al-Naisaburi. Kitab Raudh al-Basim adalah kitab yang menghimpun daftar guru Imam al-Hakim al-Naisaburi, pengarang kitab al-Mustadrak ‘Ala al-Shahihain. Di antara mereka yang bernama Abdullah bin Muhammad Abu al-Qasim al-Naisaburi adalah sebagai berikut:
Di antara muridnya adalah Abu Abdillah al-Hakim, penulis Mustadrak. Imam al-Hakim menilainya sebagai orang yang adil. Di antara muridnya lagi adalah Abu Abdurrahman al-Sulami, Abu Sa’d Abdurrahman bin Hamdan al-Nashrawi, Abu Ya’la a-Khalili, Abu Thayib Sahl bin Muhammad bin Sulaiman.
Imam al-Hakim dalam kitab Tarikh-nya menulis; Abdullah bin Muhammad al-Naisaburi adalah salah satu ahli ibadah, ahli ijtihad, muhsinin yang tidak terkenal, ia senang bergaul dengan komunitas zahid dan sholeh. Ia meninggal pada 5 Dzulqa’dah 366 H. al-Khalili berkata, “Dia adalah orang yang tsiqah dan diridhai.” Syekh Abu Tayib Nayif –penulis al-Raudh al-Basim, mengatakan bahwa ia perawi derajat shaduq dan ahli ijtihad. Penilaian tsiqah al-Khalili sebelumnya adalah didasarkan kepada kesalehan beliau. (Al-Raudh al-Basim, jilid 1, hlm. 628).
Sampai di sini, Abdullah bin Muhammad Abu al-Qasim al-Naisaburi yang kemungkinan besar merupakan guru Abu Abdurrahman al-Sulami (w. 412 H.) adalah:
Dari segi kesesuaian nama, Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Ali bin Ziyad bin Isa, yang wafat tahun 391 H. lebih kuat dibanding Abdullah bin Muhammad cucu al-Dauraqi yang wafat tahun 366 H. Hal ini karena dilihat dari segi nama kunyah yang sesuai dengan yang disebutkan oleh Abu Abdurrahman al-Sulami dalam sanad milik al-Hakkari (w. 486 H.).
Sayangnya, daftar nama muridnya tidak ada yang menyebut Abu Abdurrahman al-Sulami. Justru Abdullah bin Muhammad cucu al-Dauraqi yang tercatat memiliki murid bernama Abu Abdurrahman al-Sulami. Dari segi kecocokan nama murid, nama Abdullah bin Muhammad cucu al-Dauraqi lebih kuat.
Berdasarkan asumsi bahwa Abdullah bin Muhammad Abu al-Qasim al-Naisaburi adalah ulama yang wafat pada tahun 391 H., berarti guru Imam al-Sulami adalah orang yang tsiqah. Sesuai penilaian al-Hakim al-Naisaburi dan Abu Thayib Nayif. Hanya saja, beliau memang memiliki koleksi “al-fawa’id”; hadis-hadis yang hanya dimiliki oleh seorang syaikh tertentu saja.
[ad_2]
Sumber Berita harakah.id
#Abul #Qasim #Abdullah #bin #Muhammad #alNaisaburi #Guru #Imam #alSulami