لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ، فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ، تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو
“Kiamat tidak akan terjadi sampai al-furat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan aku-lah orang yang selamat,” (HR Muslim).
Baca juga: Temuan Gunung Emas di Kongo, Benarkah Ini Pertanda Dekatnya Kiamat?
Pada 2013, NASA dan Universitas California merilis sebuah hasil penelitian. Kedua lembaga itu melaporkan dua sungai ternama di dunia, yakni Eufrat dan Tigris sudah mulai mengering.
“Para ilmuwan menemukan selama tujuh tahun dari 2003, cekungan sungai Tigris dan Eufrat di bagian Turki , Suriah , Irak , dan Iran kehilangan 117 juta kaki acre (144 kilometer kubik) air tawar,” tulis laporan itu seperti dikutip Press TV.
Lalu, pada 4 November 2018, situs islambuzzer.com memuat artikel berjudul, Ribuan Ikan Mas Mati Mendadak di Sungai Eufrat.
Dalam artikel yang sempat viral di situs media sosial itu, islambuzzer.com mengaitkan kejadian matinya ribuan ikan di Sungai Eufrat dengan tanda-tanda akhir zaman atau kiamat , sebagaimana hadis Nabi tersebut.
Hanya saja, berdasarkan hasil penyelidikan WHO, yang diungkap November 2018, insiden matinya ikan-ikan itu dipicu tingginya kadar bakteri coliform, logam berat dan amonia di dalam air. Sedangkan berdasarkan hasil penyelidikan PBB, yang diberitakan pada Maret 2019, penyebabnya adalah Koi Herpes Virus.