Bulan suci Ramadhan pada tahun ini terjadi pada saat separuh dunia mengalami musim panas yang lebih panjang menuju musim dingin. Durasi waktu berpuasa bagi umat Islam tidaklah sama antara satu negara dengan negara lainnya. Ada negara dengan waktu puasa yang lebih lama. Ada juga negara dengan waktu puasa lebih cepat.Sebagai pengingat bahwa dalam konteks ketentuan puasa, ulama merujuk pada Surat Al-Baqarah ayat 187.
وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ
Wakulu wasyrabu hatta yatabayyana lakumul khaith al-abyadhu minal khaithil aswadi minal fajr
Artinya: makan dan minumlah sampai terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. ( QS Al-Baqarah : 187)
Baca juga: Bacaan Zikir Sebelum Berbuka Puasa Ramadhan
Sejumlah ulama berpendapat, ayat ini menyasar masyarakat yang mendiami letak geografis yang mirip dengan letak geografis Arab dari segi durasi siang dan durasi malam dalam sehari. Artinya, ayat ini tidak menyasar pada letak geografis yang bersifat kasus langka.
Abdul Hamid As-Syarwani dalam “Hasyiyah ala Tuhfatul Muhtaj” menyebutkan bahwa lafal Allah sebagai pembuat syariah bila datang, ditanggungkan pada kondisi yang lazim. Sementara perkara yang langka, tidak ditanggungkan oleh lafal tersebut.
Ibnu Abidin yang bermadzhab Hanafi di dalam “Raddul Muhtar”, menyebutkan pendek yang kelewat batas itu tidak masuk kategori, sama seperti panjang yang kelewat batas.
Sementara ibarat-ibarat itu ketika diungkapkan, ditanggungkan pada yang kenyataan umum lagi dominan, bukan pada kenyataan yang tersembunyi lagi langka.
#Siang #Selandia #Baru #Jam #Islandia #Jam #Bagaimana #Ketentuan #Waktu #Puasanya