3 Adab Berpuasa Ramadhan Menurut Sayyid Abdullah al-Haddad – Bagyanews.com
Connect with us

Akhlak

3 Adab Berpuasa Ramadhan Menurut Sayyid Abdullah al-Haddad

Published

on

[ad_1]

BagyaNews.com Terkadang kita lupa bahwa puasa Ramadan memiliki adab-adab yang dengan menjalankan adab tersebut, kita dapat menyempurnakan tujuan ibadah puasa tersebut.

Menyambut datangnya bulan Ramadan, tidak cukup hanya persiapan fisik. Ada yang lebih penting daripada itu. Yaitu persiapan ilmu sebagai bekal menjalankan ibadah puasa fardu. Ilmu yang benar akan membimbing seseorang kepada pelaksanaan ibadah secara baik, benar dan sempurna.

Salah satu pengetahuan yang harus dipersiapkan adalah berkaitan dengan adab-adab menjalankan ibadah puasa. Kita tahu puasa Ramadan adalah kewajiban agama. Hanya saja, terkadang kita lupa bahwa puasa Ramadan memiliki adab-adab yang dengan menjalankan adab tersebut, kita dapat menyempurnakan tujuan ibadah puasa tersebut.

Berikut adalah penjelasan al-Imam al-Habib al-Sayyid Abdullah bin Alwi al-Haddad al-Hadrami al-Syafi’i (w. 1720 H.) dalam kitab al-Nasa’ih al-Diniyyah wal al-Washaya al-Imaniyyah.

Menjaga diri dari berbuat dosa

Puasa Ramadan bertujuan untuk mengendalikan nafsu. Baik nafsu yang terdapat dalam mata, telinga, maupun lisan kita. Sedangkan lisan kita adalah salah satu anggota tubuh yang sering secara tidak sadar melakukan dosa seperti ghibah, dusta dan membicarakan hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat. Telinga dan mata kita sering kali mendengar serta menyaksikan perkara yang tidak halal didengar atau disaksikan.

Imam al-Haddad berkata: fa min ahammiha an yahfazh lisanahu ‘an al-kadzbi wa al-ghibah wa ‘an al-khaudh fima la ya’nihi wa yahfazh ‘ainahu wa udzunahu ‘an al-nazhari wa al-istimta’i ila ma la yahillu lahu wa ila ma yu’addu fudhulan fi haqqihi

(Di antara adab orang yang berpuasa paling penting adalah menjaga lisannya dari berbuat dusta dan gibah, dan dari membicarakan perkara yang tidak penting bagi akhiratnya, ia hendaknya menjaga mata dan telinganya dari melihat dan menyimak perkara yang tidak halal baginya, dan melihat dan mendengar perkara yang digolongkan sebagai fudhuli baginya) (Nasha’ih Diniyyah, Dar al-Hawi, 1999, hlm. 170). (hlm. 171).

Mengurangi banyak tidur dan banyak makan

Hendaknya, seseorang yang berpuasa Ramadan tidak berlebihan dalam bersikap. Ketika siang hari, ada kecenderungan untuk bermalas-malas. Karena kondisi lemas, seseorang kadang menghabiskan waktu siang Ramadan dengan tidur dalam waktu yang cukup lama. Sebaliknya, pada malam, saat seseorang diizinkan untuk kembali makan dan minum, ada Sebagian orang yang berlebihan dalam menyantap makanan. Keduanya adalah perilaku yang kurang baik. Imam al-Haddad berkata,

Wa min adab al-sha’im an la yuktsira al-nauma bi al-nahar wa la yuktsira al-akla bi al-lail wa liyaqtashid fi dzalika hatta yajida mass al-ju’ wa al-‘athas fa tatahadzdzahabu nafsuhu wa tadh’ufu syahwatuhu wa yastanira qalbuhu wa dzalika sirru al-shaum wa maqshuduhu

(Di antara adab orang yang berpuasa adalah tidak memperbanyak tidur pada siang hari dan tidak pula memperbanyak makan pada malam hari. Hendaknya orang yang berpuasa bersikap tengah-tengah dalam hal ini agar dia dapat merasakan derita lapar dan haus, sehingga nafsunya menjadi bersih, syahwatnya melemah, dan hatinya menjadi terang. Itulah rahasia dan tujuan puasa). (Nasha’ih Diniyyah, Dar al-Hawi, 1999, hlm. 172).

Tidak lebih sibuk dalam urusan duniawi

Selama berpuasa Ramadan, hendaknya kita lebih banyak menyempatkan diri untuk beribadah. Sebaliknya, mengurangi aktifitas duniawi. Aktifitas duniawi yang digeluti hendaknya hanya yang penting-penting saja baginya atau bagi keluarganya yang wajib dinafkahinya.

Imam al-Haddad berkata: wa min adabihi an la yuktsir al-tasyaghul bi umur al-dunya fi syahri Ramadhan bal yatafarragh li ‘ibadatillah wa dzikrihi ma amkanahu. Wa la yadkhulu fi syai’in min asyghal al-dunya illa dharuriyyan fi haqqihi. Au fi haqqi man yalzamuhu al-qiyam bihi min al-‘iyal wa nahwihim wa dzalika li anna syahra Ramadhan fi al-syuhur bi manzilati yaum al-jum’ah fi al-ayyam. Fa yanbaghi lil mu’min an yaj’ala yauma jum’atihi syahrihi hadza li akhiratihi khushushan

(Di antara adab orang yang berpuasa adalah tidak memperbanyak menyibuknya diri dalam urusan duniawi pada bulan Ramadan. Bahkan, hendaknya dia meluangkan waktu untuk beribadah dan berzikir kepada Allah semampunya. Dan hendaknya dia tidak masuk dalam kesibukan duniawi kecuali untuk perkara yang termasuk daruri (kebutuhan pokok) baginya atau bagi orang yang wajib dinafkahinya, seperti keluarga atau lainnya. Hal itu karena bulan Ramadan di antara bulan-bulan lainnya seperti hari Jum’at di hadapan hari-hari lainnya. Hendaknya, seorang mukmin menjadikan hari jumat dan hari Ramadannya ini untuk akhiratnya secara khusus) (hlm. 173)

Demikian sedikit ulasan tentang 3 Adab Berpuasa Ramadhan Menurut Sayyid Abdullah al-Haddad. Semoga “3 Adab Berpuasa Ramadhan Menurut Sayyid Abdullah al-Haddad” ini bermanfaat.



[ad_2]

Sumber Berita harakah.id

#Adab #Berpuasa #Ramadhan #Menurut #Sayyid #Abdullah #alHaddad

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved