Waspadai Pandangan Mata yang Khianat – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Waspadai Pandangan Mata yang Khianat

Published

on

[ad_1]

loading…

Khianat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan tipu daya , perbuatan yang bertentangan dengan janji, atau perbuatan tidak setia . Khianat adalah bentuk perbuatan tercela yang sangat menyakitkan hati . Lantas, apa yang dimaksud dengan pandangan yang khianat? Seperti apa bentuknya?

Baca juga: Agar Melaksanakan Puasa Ramadhan Terasa Ringan, Amalkan 6 Hal Ini!

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ ﴿١٩

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Al Mu’min: 19)

Dari ayat ini, Allah beritahukan bahwasanya Dia mengetahui pandangan mata yang berkhianat, meski ia menampakkan kejujuran. Dia mengetahui seluk beluk hati dan perasaan.

Baca juga: 4 Amalan yang Menjadi Jalan Menuju Surga Menurut Imam Ahmad

Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan perihal pengetahuan-Nya yang sempurna, meliputi segala sesuatu yang besar maupun yang kecil, dan yang terperinci maupun yang halus. Allah beritahukan hal ini agar manusia berhati-hati akan pengetahuan Allah terhadap mereka, sehingga mereka merasa malu kepada Allah dengan sebenar-benar rasa malu. Juga agar mereka bertaqwa kepada-Nya dengan sepenuh ketakwaan, dan agar mereka merasa selalu diawasi oleh-Nya, layaknya sikap orang yang mengetahui bahwa Dia melihatnya.”(Tafsir Ibnu Katsir)

Baca juga: Hukum Puasa Wanita Hamil dan Menyusui

Ad-Dhahhak mengatakan bahwa maksud dari خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ “Pandangan mata yang khianat,” adalah al-ghamzu (pemberian isyarat dengan mata untuk maksud tidak baik). Termasuk pula ucapan seseorang, ‘Saya telah melihat,’ padahal ia belum melihatnya. Atau ucapan seseorang, ‘Saya belum melihat,’ padahal ia telah melihatnya.”

Sedangkan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menjelaskan maksud ayat Al Mu’min : 19 ini, “Yaitu seorang lelaki yang sedang bersama dengan teman-temannya. Lalu lewatlah wanita di depan mereka. Lelaki tersebut berpura-pura menundukkan pandangan mata. Bila merasa teman-temannya tidak memperhatikannya, maka dia melirik wanita tadi. Namun jika ia khawatir mereka memergokinya, maka iapun kembali menundukkan mata. Sungguh Allah mengetahui keinginan hatinya untuk melihat aurat wanita tersebut”. (Diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf).

Baca juga: BKPM Jadi Kementerian, Gak Ngaruh buat Genjot Investasi

Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata tentang firman Allah; وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ “Dan apa yang disembunyikan oleh hati.” “Dia mengetahui manakala kamu telah menetapkan di dalam hatimu, apakah hatimu berzina atau tidak.”

Maksud zina hati artinya berhasrat atau berkeinginan melakukannya. Dalam Shahih Hibban bab az-Ziina wahdah, ada riwayat yang menunjukkan bahwa hati pun berzina. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Setiap anak Adam (manusia) memiliki bagian dari zina yang mesti ia dapati. Maka zina mata ialah memandang, zina lisan adalah mengucapkan dan zina hati adalah menginginkannya, sedangkan kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya.”

Baca juga: Rocky Gerung: Ideologi Pancasila Dijadikan Alat Membujuk Orang Memusuhi Orang Lain

Mata yang khianat berusaha menutupi pengkhianatannya, tetapi pengkhianatan ini tidak tersembunyi dari Allah. Rahasia yang tertutup itu disembunyikan oleh dada, tetapi ia terbuka di hadapan pengetahuan Allah.

Dalam keseharian, contoh perbuatan ini misalnya adalah seperti orang yang malu, tak berani melihat konten yang tak senonoh di media sosial, ataupun majalah, saat ada keluarga atau temannya yang sholeh. Tetapi manakala bersendirian, hilanglah rasa malu itu karena merasa tak ada yang melihat, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Melihat. Atau juga seperti orang yang mencuri pandang kepada lawan jenisnya, dengan adanya hasrat di hati.

Baca juga: Sidang Habib Rizieq Tak Terbuka untuk Umum, Pengacara: Putusan Bisa Batal Demi Hukum

Itulah pengkhianatan mata. Berbeda antara kondisi yang dikesankan kepada orang lain dengan kondisi sebenarnya. Dia mengesankan seakan sangat shalih dan selalu menjaga matanya dari hal haram. Padahal realitanya tidak demikian. Dia hanya berpura-pura belaka.

Wallahu A’lam

(wid)

[ad_2]

Berita Selengkapnya

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved