Huawei pernah menjadi salah satu klien terbesar TSMC sebelum larangan yang diajukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Bahkan, perusahaan yang berbasis di Tiongkok tersebut juga pernah menjadi klien terbesar kedua TSMC setelah Apple.
Dengan demikian, arahan pemerintah AS yang menghentikan semua perusahaan yang menggunakan teknologi AS dari pengiriman komponen ke Huawei diperkirakan akan memengaruhi pendapatan TSMC. Namun, nyatanyahal ini tidak menjadi masalah karena pabrikan semikonduktor kontrak terbesar di dunia itu kemungkinan mendapatkan klien lebih dari cukup sehingga absennya Huawei tidak terlalu berpengaruh.
Dilansir dari Gizmochina (22/2), TSMC dilaporkan memiliki lebih banyak pelanggan yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi. Sebuah laporan dari Asian Times menandakan bahwa perusahaan asal Taiwan itu berencana untuk mengerahkan lebih dari seribu insinyur ke pabriknya di Tamain Sains Taiwan Selatan Tainan untuk meningkatkan produksi. Tenaga kerja tambahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas 5nm dari 60.000-70.000 wafer per bulan menjadi 120.000 wafer per bulan.
Sebagian besar pesanan TSMC adalah untuk chip 5nm yang digunakan pada SoC flagship seperti Snapdragon 888. Chipset berbasis 5nm ini hadir dengan kepadatan dan jumlah transistor yang lebih tinggi sehingga memungkinkannya lebih banyak daya dan efisiensi tinggi dibandingkan dengan chipset pendahulunya.
Saat ini TSMC memproduksi chip 5nm untuk Apple, MediaTek, AMD, dan Qualcomm. Pasokan terakhir chip 5nm ke Huawei mulai pertengahan September 2020 sudah berhenti karena embargo AS. Lonjakan pesanan chip 5nm memastikan hilangnya Huawei tidak pengarungi pendapatan TSMC.