Nabi Yusuf segera menyambut Bunyamin ketika tiba di Mesir. Pada saat bertemu, Nabi Yusuf meminta Bunyamin untuk tidak memberi tahu kepada saudara yang lain bahwa yang menjadi Menteri Mesir itu adalah Nabi Yusuf. Dalam surat Yusuf ayat 69-72, Allah berfirman:
وَلَمَّا دَخَلُوا عَلَى يُوسُفَ آوَى إِلَيْهِ أَخَاهُ قَالَ إِنِّي أَنَا أَخُوكَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ () فَلَمَّا جَهَّزَهُمْ بِجَهَازِهِمْ جَعَلَ السِّقَايَةَ فِي رَحْلِ أَخِيهِ ثُمَّ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ أَيَّتُهَا الْعِيرُ إِنَّكُمْ لَسَارِقُونَ () قَالُوا وَأَقْبَلُوا عَلَيْهِمْ مَاذَا تَفْقِدُونَ () قَالُوا نَفْقِدُ صُوَاعَ الْمَلِكِ وَلِمَنْ جَاءَ بِهِ حِمْلُ بَعِيرٍ وَأَنَا بِهِ زَعِيمٌ
Walammaa dakhaluu ‘alaa yuusufa aawaa ilaihi akhaahu qaala innii anaa akhuuka falaa tabtais bimaa kaanuu ya’maluun. Falammaa jahhazahumm bijahaazihim ja’alas siqaayata fii rahli akhiihi tsumma adzdzana muadzdzinun ayyatuhal ‘iiru innakum lasaariquun. Qaaluu waaqbaluu ‘alaihim maadzaa tafqiduun. Qaaluu nafqidu shuwaa’al maliki walimang jaa’a bihi himlu ba’iiriw waanaa bihi za’iim.
Artinya:
“Dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke tempatnya. Yusuf berkata, ‘Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan.’ Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan piala (tempat minum) ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan, ‘Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri.’ Mereka menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu, ‘Barang apakah yang hilang dari pada kamu?’ Penyeru-penyeru itu berkata, ‘Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.’” (QS: Yusuf ayat 69-72).
Pertemuan antara Dua Saudara
Beberapa ahli tafsir mengisahkan, saat anak-anak Nabi Ya’qub sampai di kerajaan Mesir, mereka menemui Menteri Mesir yang tak lain adalah Nabi Yusuf, dan menunjukkan Bunyamin; saudara seayah mereka yang ia meminta untuk membawanya. Mereka juga menyampaikan pesan terima kasih dari ayah mereka kepada Menteri Mesir, karena sudah memperlakukan mereka dengan baik.
Mengetahui pesan tersebut, menteri Mesir sempat menangis. Ia lalu memuliakan mereka, memberi mereka tempat istirahat yang layak, dan memberi hidangan berupa satu hidangan untuk dua orang. Karena jumlah mereka Sembilan, maka tersisasalah Bunyamin sendirian menghadap satu hidangan. Ia lalu terkenang saudara kandungnya; Yusuf yang andai masih hidup akan menemaninya menghabiskan hidangan tersebut.
Menteri Mesir sempat menyinggung bagaimana Bunyamin duduk sendirian. Mereka lalu menjelaskan bahwa sebenarnya Bunyamin memiliki saudara kandung, tapi telah meninggal. Menteri Mesir lalu menemani Bunyamin duduk menghadap satu hidangan. Hal serupa terjadi saat mereka tidur di malah hari. Menteri Mesir memberi mereka satu tempat tidur untuk dua orang. Dan Menteri Mesir menemani Bunyamin yang tidur sendirian.
Tidur di sisi Bunyamin sampai pagi, Menteri Mesir dapat sedikit memperoleh obat kerinduan pada saudara kandungnya tersebut. Menteri Mesir sempat menanyakan anak-anak Bunyamin. Lalu Bunyamin menjelaskan bahwa ia memiliki 10 anak perempuan yang nama mereka diambil dari nama saudara kandung Bunyamin yang sudah meninggal.
Mendengar itu, Menteri Mesir pun terharu. Ia menawarkan diri pada Bunyamin untuk menjadi pengganti dari saudaranya yang telah meninggal. Bunyamin merasa terhormat mendengarnya. Namun ia mengatakan bahwa bagaimana pun juga Menteri Mesir bukanlah anak dari ayah dan ibu Bunyamin.
Mendengar itu Menteri Mesir pun menangis. Ia lalu merangkul Bunyamin dan memberi tahunya bahwa ia adalah Yusuf; saudara kandungnya. Menteri Mesir lalu meminta Bunyamin agar tidak bersedih sebab prilaku saudara-saudaranya yang telah mencelakakan dirinya. Ia juga menjelaskan akan mencari cara membuat Bunyamin tetap tinggal di Mesir.
Muslihat Membuat Bunyamin Tetap Tinggal Di Mesir
Untuk membuat Bunyamin tetap tinggal di Mesir, Nabi Yusuf meminta bawahannya meletakkan sebuah piala yang terbuat dari emas dan biasa menjadi tempat minum bagi Raja Mesir, bersama persediaan makanan yang ada di karung yang hendak dibawa pulang oleh Bunyamin.
Di tengah perjalanan menuju pulang, rombongan anak-anak Nabi Ya’qub oleh dihentikan oleh para prajurit Mesir. Mereka hendak memeriksa masing-masing orang dalam rombongan tersebut, apakah ada yang mencuri sebuah benda berharga milik Raja Mesir yang kebetulan hilang pada waktu itu.