Seorang Amir yang Sempat Dikira Tukang Panggul – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Seorang Amir yang Sempat Dikira Tukang Panggul

Published

on

Seorang Amir yang Sempat Dikira Tukang Panggul

[ad_1]


loading…

Pada tahun-tahun kejayaan umat Islam, panji-panji Islam telah berkibar di seluruh penjuru. Harta benda yang tak sedikit jumlahnya mengalir ke Madinah sebagai pusat pemerintahan baik sebagai upeti ataupun pajak untuk kemudian diatur pembagiannya menurut ketentuan Islam. Negara mampu membayar mahal gaji dan tunjangan hidup bagi pejabat.Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya yang telah dialihbahasakan Mahyuddin Syaf dkk dengan judul “Karakteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah” mengisahkan di antara gundukan harta ini tidak ada Salman Al-Farisi ra . Beliau hanyalah lelaki tua yang berwibawa. Dia seringkali kedapatan duduk di bawah naungan pohon. Mengayam dan menjalin daun kurma untuk dijadikan bakul atau keranjang.

Baca juga: Kisah Karomah Salman Al-Farisi yang Menakjubkan

Salman berpakaian sangat sederhana. Bukannya tidak punya duit untuk membeli pakaian yang layak. Tunjangan yang diperolehnya tidak sedikit, antara empat sampai enam ribu dirham setahun. Tapi semua itu disumbangkannya habis untuk kegiatan sosial. Satu dirham pun tak diambil untuk dirinya.

“Untuk bahannya kubeli daun satu dirham, lalu kuperbuat dan kujual tiga dirham. Yang satu dirham kuambil untuk modal, satu dirham lagi untuk nafkah keluargaku, sedang satu dirham sisanya untuk sedekah,” kata Salman suatu ketika.

Salman kelahiran Persia. Suatu negeri yang terkenal dengan kemewahan dan kesenangan serta hidup boros. Ia bukan dari golongan miskin atau bawahan, tapi dari golongan berpunya dan kelas tinggi.

Kenapa ia sekarang menolak harta, kekayaan dan kesenangan; bertahan dengan kehidupan bersahaja, tiada lebih dari satu dirham tiap harinya, yang diperoleh dari hasil jerih payahnya sendiri? Kenapa ditolaknya pangkat dan tak bersedia menerimanya?

“Seandainya kamu masih mampu makan tanah –asal tak membawahi dua orang manusia–maka lakukanlah!” ujar Salman.

Salman menolak pangkat dan jabatan, kecuali jika mengepalai sepasukan tentara yang pergi menuju medan perang. Ia mau menjabat jika dalam suasana tidak ada seorang pun yang mampu memikul tanggung jawab kecuali dia. Jika begitu, biasanya dia melakukannya dengan hati murung dan jiwa merintih.

Baca juga: Salman Al-Farisi: Pencetus Ide Pertahanan dalam Perang Khandaq

[ad_2]

Sumber Berita kalam.sindonews.com

#Seorang #Amir #yang #Sempat #Dikira #Tukang #Panggul

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved