Menurut Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya ‘Kisah Para Nabi’, ada perbedaan pendapat ulama terutama mengenai surga yang ditinggali oleh Nabi Adam, apakah berada di langit ataukah di bumi.
Baca juga: Istri Mukminah akan Menolong Suaminya di Akherat Kelak
Jumhur ulama berpendapat bahwa surga yang ditinggali oleh Nabi Adam adalah surga yang ada di langit, yaitu Surga Ma’wa, surga keabadian. Pasalnya ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi menunjukkan hal itu. Contohnya firman Allah,
وَيٰۤاٰدَمُ اسۡكُنۡ اَنۡتَ وَزَوۡجُكَ الۡجَـنَّةَ فَـكُلَا مِنۡ حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوۡنَا مِنَ الظّٰلِمِيۡنَ
“Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang-orang yang zhalim.”(QS Al A’raf : 19)
Yang mana alif lam pada kata “al-jannah” (surga) tidak menunjukkan untuk makna umum dan tidak juga dikenali secara lafazhh, namun dikenali secara akal yakni Surga Ma’wa yang sering digunakan dalam syariat.
Baca juga: Inilah Doa Harian yang Sering Terlupa Diamalkan
Pembuktian lainnya adalah perkataan Nabi Musa kepada Nabi Adam, “Apa motivasi yang membuatmu mengeluarkan dirimu sendiri dan kami semua dari surga?.”