Allah dan Rasul-Nya selalu mengingatkan hal ini karena perbuatan ini dapat menghilangkan dosa-dosa, menghapus segala kesalahan. Siapa yang melakukannya dengan sungguh-sungguh, maka ia akan dicintai Allah dan di akhirat diganjar dengan balasan surga.
Baca Juga: Siapakah Orang Paling Dicintai Allah? Simak Tausiyah Aa Gym Ini
Untuk diketahui, semua manusia pernah melakukan kesalahan kecuali Al-Musthofa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Beliau ma’shum (terpelihara dari dosa). Bahkan beliau yang sudah ma’shum saja masih melakukan hal ini.
Berikut firman Allah dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan Taubatan Nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS At-Tahrim Ayat 8)
Ya, tobat nashuha. Inilah perbuatan yang sangat disenangi Allah Ta’ala. Ketika seseorang melakukan banyak dosa dan maksiat, Allah masih memberi pintu tobat untuknya. “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Az-Zumar: 53)
Dalam riwayat Imam muslim disebutkan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat gembira menerima taubat hamba-Nya ketika bertaubat kepada-Nya, melebihi darikegembiraan seseorang yang berkendaraan di tengah padang pasir tetapi hewan yang dikendarai lari meninggalkannya, padahal di atas hewan itu terdapat makanan dan minuman, kemudian dia berteduh di bawah pohon, dan membaringkan badannya, sedang ia benar-benar putus asa untuk-menemukan kembali hewan yang dikendarainya. Ketika bangkit, tiba-tiba ia menemukan kembali hewan yang dikendarainya lengkap dengan bekal yang dibawanya, ia pun segera memegang tali kekangnya, seraya berkata karena sangat gembira: “Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan akuadalah Tuhan-mu.” Ia keliru mengucapkan kalimat itu karena luapan kegembiraannya.”