Sahabat Nabi Muhammad SAW ini bernama Abdullah, dan dia berjuluk Dzil Bijadain. Sejarah masuk Islamnya sangat menyentuh. Ia syahid dalam perang Khaibar tak lama setelah menikah. Rasulullah SAW ikut menggali kuburnya.
Baca juga: Kisah Karomah Salman Al-Farisi yang Menakjubkan
Muhammad bin Hamid Abdul Wahab dalam buku berjudul “99 Kisah Orang Shalih” mengutip Ibnu Ka’ab al-Qurthubi berkata, sesungguhnya Abdullah yang dijuluki Dzil Bijadain merupakan orang terpandang di kalangan kabilahnya. Hanya saja hatinya telah tertambat dengan Rasulullah dan lebih mencintai keimanan. Kemudian ia berencana pergi menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
Hanya saja, keluarga besar Abdullah tidak menghendaki itu terjadi. Ibu Abdullah pergi menuju pimpinan kabilah dan berkata, ‘Sesungguhnya Abdullah telah pergi menemui Muhammad, susullah ia dan bawalah pulang. Ambil pakaian-pakaiannya, karena ia sangat pemalu. Jika kalian berhasil mengambil pakaiannya tentu ia tidak akan meneruskan keinginannya.’
Kemudian mereka mengambil pakaiannya dan membiarkannya telanjang. Ia tinggal di dalam rumah tanpa mau makan ataupun minum sebelum ia bertemu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ketika Ibu Abdullah mengetahui anaknya mogok makan, dia kembali mendatangi kaumnya dan memberitahukan bahwa Abdullah bersumpah untuk melakukan mogok makan dan minum sebelum bertemu Muhammad. Ibunya berkata, ‘Tolong kembalikan pakaian Abdullah karena takut dia mati.’
Mereka enggan memberikan pakaian itu. Maka ibu Abdullah mengambil satu lembar kain kotak-kotak kasar dan dipotong menjadi dua lembar. Salah satu lembar diberikan agar dipakai sebagai sarung dan satu lembar lagi untuk penutup kepala. Sang Ibu berkata, ‘Sekarang pergilah!’
Baca juga: Salman Al-Farisi: Pencetus Ide Pertahanan dalam Perang Khandaq
Kemudian Abdullah pergi, menempuh perjalanan dengan mendaki dan menuruni lembah, sehingga tiba di kota Medinah.
Di kota ini ia belajar al-Qur’an dan memperdalam agama. Dia dan para sahabat sering pergi dan istirahat di sebuah rumah milik seorang wanita Anshar yang biasa menyediakan makanan dan kebutuhan para sahabat.