Kisah Dha’if? Burung Merpati dan Laba-Laba Penyelamat Nabi SAW – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Kisah Dha’if? Burung Merpati dan Laba-Laba Penyelamat Nabi SAW

Published

on

Kisah Dha’if? Burung Merpati dan Laba-Laba Penyelamat Nabi SAW

[ad_1]

loading…

DALAM buku-buku siroh sering kita mendapati cerita bahwasanya ketika Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar ra berhijrah menuju kota Madinah , maka keduanya dibuntuti serta dikejar oleh bala tentara kafir Quraisy untuk dibunuh. Saat itu keduanya berada di sebuah gua, lalu Allah memerintahkan pohon agar melindungi Nabi, dan dua burung merpati agar berkicau serta laba-laba agar menenun pintu gua.

Baca juga: Kisah Palsu? Bersembunyi Bersama Rasulullah SAW, Abu Bakar Tersengat Kalajengking

Ketika para pemuda Quraisy akan memeriksa gua, mereka yakin bahwa Nabi tidak ada di gua tersebut dengan alasan ada dua burung yang berkicau serta laba-laba yang menenun di pintu gua.

Derajat Kisah
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dalam bukunya “Waspada Terhadap Kisah-kisah Tak Nyata” menyebut kisah ini dha’if alias lemah.

Menurut dia, ada tiga riwayat yang menjelaskan tentang hal ini, seluruhnya lemah. Syaikh Al-Albani menjelaskannya dengan bagus dalam kitabnya Silsilah Ahadits Dha’ifah (no.1128, 1129, dan 1189).

Kemudian beliau menyimpulkan pada sumber tersebut juz 3 hal.339: “Ketahuilah bahwasanya tidak ada satu hadispun yang shahih tentang laba-laba dan dua burung merpati di goa sekalipun sering dimunculkan dalam buku-buku maupun pengajian-pengajian yang berkaitan tentang hijrah Nabi ke kota Madinah. Maka jadikanlah hal ini sebagai ilmu bagimu”.

Baca juga: Nabi Dawud Kepincut Isri Orang, Lalu Membunuh Suaminya dengan Cara Begini

Tinjauan Matan
Syaikh Al-Faqih, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin melemahkan kisah ini ditinjau dari sudut pandang matan kisah.

Beliau berkata: “Kisah tentang laba-laba menenun di pintu goa tidaklah shahih sebagaimana dijumpai dalam buku-buku sejarah… sebab hal yang menghalangi pandangan orang-orang musyrikin bukanlah perkara-perkara hissiyyah (yang nampak) akan tetapi hal itu merupakan tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah w”. (Syarh Riyadhus Shalihin Juz 2 hal.525).

Baca juga: Diragukan, Kebenaran Kisah Masyithoh Saat Rasulullah Isra’ Mi’raj

(mhy)

[ad_2]

Berita Selengkapnya

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved