Ketika Orang Syiah Berpuasa, Ramadan Dalam Alam Pikir Syiah – Bagyanews.com
Connect with us

Bulan Ramadan

Ketika Orang Syiah Berpuasa, Ramadan Dalam Alam Pikir Syiah

Published

on

[ad_1]

BagyaNews.com Orang syiah berpuasa sebagaimana layaknya orang Sunni berpuasa. Ya mereka menahan lapar dan dahaga. Tapi memang ada beberapa detail-detail kecil yang jadi perbedaan.

Sedari jenjang MI hingga Madrasah Aliyah pastinya pembaca setia harakah.id diajarkan Fikih ibadah. Terlebih lagi fikih yang diajarkan adalah Fikih kaum Sunni. Fikih di kalangan Sunni masih banyak variannya. Jika sekolah di Ma’arif maka diajarkanlah Fikih yang sesuai dengan Bathsul masail atau kitab-kitab turats yang dijadikan acuan ustadz/kiainya. Begitu pula jika sekolah di Amal usaha Muhammadiyah maka diajarkan Fikih yang sesuai Putusan Tarjih. Berbeda jauh saat menapaki jenjang Perguruan tinggi, terlebih lagi jika masih memilih Prodi keagamaan, khususnya Hukum keluarga Islam (HKI) dan Perbandingan mazhab. Otomastis sang dosen mengajarkan atau memperkenalkan Fikih kaum Syiah. 

Aliran Syiah di masa sekarang berpusat di dua negara. Pertama adalah Iran dan yang kedua adalah Suriah. Di iran adalah Syiah Isna ‘Asyariyah, lalu Pemerintah Suriah yang kini masih dikuasai Bashar al-Asaad menganut Syiah Alawiyyin. Di Indonesia, warga Syiah tergabung dalam Ikatan Jamaah Ahlul bait Indonesia (IJABI) dan Ahlulbait Indonesia (ABI). IJABI pimpinan Jalaluddin rahmat ini berkiblat ke marja’ Lebanon, sementara ABI ke Iran. Seingat saya, Ormas ABI yang merupakan pecahan dari IJABI pernah menerbitkan “Buku Putih Mazhab Syiah”. Prof. Dr. Quraish shihab memberi kata pengantar buku tersebut.

Terkait masalah Puasa, orang syiah berpuasa dengan praktek yang berbeda dengan Sunni. Paman saya ada yang menganut Syiah. Ketika waktunya berbuka puasa (kumandang adzan maghrib) tak langsung menyantap makanan yang dihidangkan. Beliau menunggu langit benar-benar gelap. Lalu tak pernah sekalipun saya melihat beliau menunaikan sholat tarawih ke amsjid. Suatu hari ketika saya tanyai, alasannya adalah tarawih berjamaah itu Bid’ah. “Iya bid’ah… tapi kan bid’ah hasanah.” Saya timpali begitu. Eh dia jawab, “Hasanah apanya, itu hasil kreasi Bapaknya Hafshah” jawabnya. Saya lupa kaum syiah itu benci sekali kepada Amirul mukminin Umar bin khattab.

Perbedaan orang syiah berpuasa, lebih jauh diungkap Prof. ali Ahmad As-Salus dalam Ensiklopedi Sunnah dan Syiah (jilid 2). Pertama, masalah Rukyatul hilal. Di kalangan Syiah harus saksikan dua orang. Tapi keduanya tak boleh keluar dari kelompok Jakfariyah. Artinya mereka tidak berpedoman kepada persaksian di luar kelompoknya. Kedua, Syarat sah puasa. Tidak sah puasa orang yang tidak beriman. Maksudnya pengertian iman versi mereka.

Ketiga, berbohong saat berpuasa. Berbohong bisa batalkan puasa khususnya berbohong kepada Imam mereka. Keempat, I’tikaf. I’tikaf tidak sah kecuali di salah satu empat tempat berikut: Masjidil haram, masjid Nabawi, Masjid Jami’ Kufah dan Masjid Bashrah. I’tikaf juga bisa batal karena berbohong, yaitu berbohong kepada para Imam mereka. Terakhir, di kalangan Syiah, hari Ghaidir adalah hari istimewa dibanding Idul fitri dan Idul adha. Kaum syiah pada hari Ghaidir juga disunnahkan berpuasa. Berpuasa pada hari itu sama seperti puasa seumur dunia dan menyamai 100 umrah yang mabrur.



[ad_2]

Sumber Berita harakah.id

#Ketika #Orang #Syiah #Berpuasa #Ramadan #Dalam #Alam #Pikir #Syiah

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved