Baca juga: Tipe Manusia dalam Mengekspresikan Rasa Syukur Menurut Imam Al Ghazali
Selama ini, sejarah kejayaan Islam di Benua Eropa, seringkali hanya tertuju pada Muslim di Andalusia, Spanyol, pada periode 711 hingga 1492 Masehi dengan komunitas muslim yang masih bertahan hingga 1609. Atau, ke Dinasti Turki Utsmani yang terbentang dari Anatolia hingga Eropa Tenggara pada awal 1300. Sebaliknya, periode Muslim di Kepulauan Sisilia, Italia, sering terlupa. Sejarah mencatat, umat Islam di bawah Dinasti Aghlabiyah pernah menguasai kepulauan ini selama lebih dari 200 tahun.
Dinasti Aghlabiyah sendiri merupakan bagian dari era Abbasiyah yang berasal dari Tunisia dan Aljazair pada abad ke-8 hingga ke – 10. Dinasti ini digagas oleh Ibrahim bin Al Aghlab yang berkuasa pada tahun 800 – 812 masehi. Kemudian, nama Aghlab di ambil sebagai nama dinasti.
Pada 817 hingga 838, pasukan elite militer muslim dipimpin oleh Ziyadatallah I berhasil menaklukkan Pulau Sisilia di Semenanjung Italia.
Baca juga: Hati-hati, Banyak Pintu ‘Zina’ Terbuka di Dunia Maya
Pulau Sisilia, saat itu memiliki posisi yang sangat strategis untuk jalur transportasi melewati laut dan perdagangan. Selain alasan ekonomi, pada 826 terjadi sebuah pemberontakan yang mengharuskan Ziyadatallah I membantu dari segi politik dan keamanan.
Dengan pasukan komando angkatan laut yang terkenal cakap, invasi pun harus dilakukan. Karena beberapa muslimin telah ditawan dan dijadikan tahanan di Pulau Sisilia oleh bangsa Romawi. Ziyadatallah kemudian mengirimkan pasukan untuk membebaskan sandera politik dan para pedagang muslim yang ditahan.
Ziyadatallah juga berpikir bahwa saat Pulau Sisilia jatuh ke tangannya, maka perdagangan bangsa Romawi di kawasan Laut Mediterania akan goyah dan semakin memperkuat kekuasaannya di Eropa.