Ini Alasan Mengapa Sholat Tarawih Dikerjakan 20 Rakaat – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Ini Alasan Mengapa Sholat Tarawih Dikerjakan 20 Rakaat

Published

on

Ini Alasan Mengapa Sholat Tarawih Dikerjakan 20 Rakaat

[ad_1]

loading…

Sholat Tarawih adalah ibadah sunnah muakkad yang dikerjakan pada bulan suci Ramadhan. Meski hukumnya sunnah, ibadah ini memiliki keutamaan besar seperti sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: “Siapa yang menghidupkan bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampunilah dosa‐dosanya yang telah lalu.” (Al-Bukhari, Muslim)

Kata Imam An-Nawawi, yang dimaksud menghidupkan bulan Ramadhan adalah dengan sholat tarawih. Sehingga tak heran jika sholat tarawih ini selalu dikerjakan para sahabat, tabi’in, salaf dan kaum muslimin pada masa kini.

Baca Juga: Bacaan Bilal Tarawih dan Jawaban Makmum Berikut Tabelnya

Adapun jumlah rakaat sholat tarawih paling afdhol adalah 20 rakaat (10 salam). Jika digabung 3 rakaat sholat witir menjadi 23 rakaat. Para Imam 4 Mazhab (Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali) mengambil pendapat yang sama 20 rakaat. Tidak ada satupun yang menentang ini semenjak zaman Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu sampai saat ini.

Hanya saja, Imam Malik di samping berpendapat 23 rakaat, juga memunculkan pendapat bahwa sholat tarawih 36 rakaat ditambah 3 rakaat witir, menjadi 39 rakaat. Sholat tarawih 20 rakaat sampai kini juga dilaksanakan di Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah.

Lalu, bagaimana dengan sholat tarawih 8 rakaat? Berikut lanjutan penjelasan Habib Ahmad Bin Novel Bin Salim Jindan (Pengasuh Yayasan Al-Hawthah Al-Jindaniyah).

Untuk diketahui, pihak yang berpendapat sholat tarawih 8 rakaat berpegang pada Hadis yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang sholat witir. “Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak pernah menambahi, baik pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan, dari sebelas rakaat.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Menurut kelompok pendukung tarawih 8 rakaat, 11 rakaat yang dimaksud pada hadits ini adalah 8 rakaat tarawih dan tiga rakaat witir. Dari segi sanad, hadis ini tidak diragukan lagi keshahihannya. Karena diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dan lain‐lain (muttafaq ‘alaih). Hanya saja, penggunaan hadis ini sebagai dalil sholat tarawih perlu dikritisi dan dikoreksi ulang.

Berikut ini beberapa kritikan terhadap pendukung tarawih 8 rakaat:
1. Pemotongan Hadits
Bagi yang menjadikan hadits ini sebagai dalil sholat tarawih biasanya tidak membacanya secara utuh. Akan tetapi mengambil potongannya saja sebagaimana disebutkan di atas. Bunyi hadits ini secara sempurna adalah sebagai berikut: “Dari Abi Salamah bin Abdurrahman, ia pernah bertanya kepada As-Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha perihal sholat yang dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم pada bulan Ramadhan. Sayyidah Aisyah menjawab, “Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak pernah menambahi, baik pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan, dari 11 rakaat. Beliau shalat empat rakaat, dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat, dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat. Aisyah kemudian berkata, Saya berkata, wahai Rasulullah, apakah Anda tidur sebelum shalat witir?” Beliau menjawab, wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, akan tetapi hatiku tidak tidur.”

[ad_2]

Berita Selengkapnya

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved