Kalimat hasbunallah atau biasa juga dilanjutkan dengan
wa ni’mal wakil yang memiliki arti “cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong. Dia adalah sebaik-baiknya pelindung”. Kalimat ini tercantum dalam beberapa ayat Al Quran dan hadis Nabi .
Baca juga: Dahsyatnya Keutamaan Zikir “Hasbunallah Wani’mal Wakil’
Dalam Al-Quran pada surat Ali Imran ayat 172-173 tercantum kalimat hasbunallah wa ni’mal wakil yang memiliki arti cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong. Ayat itu bercerita tentang kisah dzikir hasbunallah wa ni’mal wakil yang dibaca 70 sahabat Nabi . Ayat tersebut berbunyi:
الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar”
“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”. Maka perkataan itu menambah keimanan mereka. Dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung” ( QS Ali Imran : 172-173)
Baca juga: MUI Luruskan Kalimat Hasbunallah Bukan Dzikir Perang
Laman Tafsir Al-Quran menyebut ungkapan ayat tersebut menceritakan tentang peristiwa perang Uhud yang terjadi pada Bulan Syawal 3 H. Dalam buku berjudul “Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW ” karya Moenawar Chalil dijelaskan terdapat 70 sahabat yang berpartisipasi dalam Perang Uhud. Salah satu di antaranya ialah paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Hamzah Ibn Abd Muthalib .
Hamzah telah gugur di peperangan ini. Nabi pun mengalami luka parah karena serangan lemparan potongan besi oleh Utbah Bin Abi Waqqash. Dalam sebuah riwayat dikatakan, salah satu gigi Nabi bagian depan pun patah.
Kemudian, Nabi dan para sahabat pulang ke Madinah. Hingga di suatu daerah bernama Hamra’al Asad, Nabi menerima kabar bahwa kaum musyrik Mekkah sedang bersiap diri untuk menyerang kaum muslim. Sementara waktu itu, kaum muslim sedang dirundung sedih dan letih akibat perang.