Baca juga: Renungan: Kebahagiaan Dunia Materi Bak Sungai yang Tercemar
Beberapa bulan dia bekerja. Kehidupan ia pun berubah dari seorang penganggur menjadi orang kantoran. Tapi pagi itu dia datang pada seorang rekan yang lain. “Kerja ini banyak tuntutan tapi gaji kecil,” katanya mulai nyinyir dan protes.
Keinganan manusia memang tiada habisnya. Dulu minta perkerjaan, setelah diterima bekerja, ingin gaji tinggi. Dan percayalah, setelah itu akan minta fasilitas ini itu dan setelah itu minta yang lain lagi. Itu sudah menjadi tabiat manusia.
Tersebutlah sebuah kerajaan nan makmur di jaman dulu. Rajanya amat berkuasa dan kaya raya. Pagi itu, raja keluar dari istananya untuk plesir. Di tengah jalan sang raja bertemu dengan seorang pengemis. “Apa yang engkau inginkan?” tanya raja pada pengemis itu.
Kere itu tertawa lalu berkata, “Anda bertanya begitu seolah-olah dapat memenuhi keinginan saya.”
Raja tersinggung. Dengan wajah garang berkata, “Tentu saja aku bisa memenuhi keinginan kamu. Katakan saja, apa yang kamu inginkan?”
“Berpikirlah dua kali sebelum Anda menjanjikan sesuatu,” ucap pengemis itu enteng sembari tersenyum sinis.
Baca juga: Renungan: Mengejar Wadah, Tak Sempat Menikmati Isi