Baca juga: Isra dan Mikraj: Kisah Rasulullah Menyaksikan Neraka dan Surga
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dalam bukunya Waspada Terhadap Kisah-kisah tak Nyata menyebutkan bahwa semua ini tidak benar sama sekali.
Syaikh Shalih bin Fauzan berkata: “Ini merupakan kedustaan, tuduhan dalam sejarah Islam. Adapun kitab Alfu Lailatin Laila tan merupakan kitab yang tidak dapat dijadikan sandaran, tidak sepantasnya seorang muslim -lebih-lebih penuntut ilmu- menghabiskan waktu untuk membacanya.Khalifah Harun Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang baik, istiqamah, dan adil dalam mengurusi rakyatnya. Maka tuduhan semacam itu hendaknya tidak dilirik sedikitpun…” (Nur ‘Ala Darb (29), Lihat biografi Harun Ar-Rasyid dalam Siyar A’lam Nubala 9/286 oleh Adz-Dzahabi).
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin dalam Fatawa Islamiyah juga berkata, “Ini merupakan kedustaan yang jelas dan kezaliman yang nyata….”
Baca juga: Kisah Penuh Ibrah: Perusakan Hajar Aswad Jadi Sasaran Musuh Islam
Sedangkan Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilali dalam Al-Jama’at Islamiyah berkata: “Kita harus membersihkan sejarah Islam dari hal-hal yang digoreskan oleh para pemalsu dan pendusta beserta cucu-cucu mereka dari kalangan orientalis. Mereka menggambarkan bahwa sejarah Islam merupakan panggung anak kecil, musik, dan nyanyian. Para khalifah kaum muslimin tenggelam dalam syahwat dan kelezatan dunia, kurang memperhatikan kepentingan kaum muslimin, sebagaimana yang dilakukan oleh para perusak tersebut dalam menodai sejarah Khalifah Harun Rasyid dan yang lain.”
Dongeng Abu Nawas
Adapun tentang kisah-kisah dan dongeng Abu Nuwwas (yang terkenal di khalayak sebagai Abu Nawwas), maka Ibnu Manzhur, penulis kitab Lisanul ‘Arab, telah mengarang sebuah kitab berjudul Akhbar Abu Nuwwas.
Dalam mukadimahnya, dengan hujjah yang terang dan kuat, dijelaskan bahwa kebanyakan dari dongeng-dongeng dan lelucon yang dinisbatkan kepada Abu Nuwwas adalah dusta belaka.
Baca juga: Kisah Penuh Ibrah: Usia Lanjut Nikahi Gadis Belia, Wafat Saat Jima’
(mhy)