Apa Hubungannya dengan Sunan Gunung Jati? – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Apa Hubungannya dengan Sunan Gunung Jati?

Published

on

[ad_1]


loading…

Sejarah kue apem dan hubungannya dengan Sunan Gunung Jati bukanlah sesuatu yang mengada-ada. Khusus di Cirebon Jawa Barat, ada tradisi saban tahun dengan melibatkan kue apem dilakukan sejak zaman Sunan Gunung Jati. Tawurjiyakni tradisi warisan Sunan Gunung Jati yang diperingati setiapbulan Safar, misalnya, selalu melibatkan kue apem. Warga Cirebon mengklaim kue apem adalah kue khas daerahnya. Hanya saja, hampir di seluruh Jawa bisa didapati kue jenis ini. Di Jawa Timur, pada saat menjelang Ramadhan seperti saat ini nama kue apem akan menjadi buah bibir. Selain menyambut bulan puasa, kue apem seringkali ada mulai dari acara syukuran, hingga kematian.

Baca juga: Tradisi Rebo Wekasan di Majalengka: Salat Tolak Bala dan Berbagi Kue Apem

Laman Wikipedia bahkan menyebut, kue apem berasal dari India. Di India sendiri, kue ini disebut “Appam”, hampir mirip penyebutannya di Indonesia.

Kue ini diyakini bermula dari Ki Ageng Gribig, yaitu keturunan Prabu Brawijaya yang kembali dari perjalanan ke tanah suci dengan membawa kue apem. Kue yang kemudian dibagi-bagikan ke masyarakat ini kemudian menjadi budaya dan sesuatu kebiasaan di saat syukuran.

Ada yang bilang kata apem sendiri diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu “afuan” atau “afuwwun” yang berarti pengampunan. Orang Jawa menyederhanakan penyebutannya sebagai “Apem” sehingga dalam filosofi Jawa, kue apem merupakan simbol pengampunan atau mohon ampun dari berbagai kesalahan.

Megengan
Masyarakat Jawa Timur mempunyai tradisi megengan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi ini menjadi tradisi selamatan jelang bulan yang dinanti-nantikan tersebut. Jenis kue khas dalam tradisi megengan ini adalah kue apem. Penganan lainnya yang disajikan adalah pisang raja.

Ada makna di balik dua penganan itu. Kue apem dan pisang raja jika digabungkan akan membentuk payung, yang dimaknai sebagai perlindungan dari segala hambatan ketika menjalankan ibadah puasa.

Ada juga yang berpendapat bahwa kue apem ini sebenarnya adalah ungkapan permintaan maaf secara tidak langsung. Karena kata apem berasal dari kata afum yang artinya adalah meminta maaf dan memberi maaf.

Kegiatan megengan biasa dilakukan di masjid, tapi banyak juga yang menyelenggarakan di rumah. Mereka mengundang kerabat dan tetangga dekatnya untuk berdoa dan santap makan bersama. Menurut ceritanya, tradisi megengan ini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga saat penyebaran agama Islam di Jawa.

[ad_2]

Sumber Berita kalam.sindonews.com

#Apa #Hubungannya #dengan #Sunan #Gunung #Jati

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved