Ulama besar ahli fiqih abad ke-4 Hijriyah kelahiran Uzbekistan, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) menerangkan keadaan Hari Kiamat yang mengerikan dalam Kitabnya Tanbihul Ghafilin.
Baca Juga: Inilah Rentetan Peristiwa Menjelang Hari Kiamat Besar
Imam Abu Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Aku bertanya kepada Rasullullah صلى الله عليه وسلم, apakah yang cinta itu ingat kekasihnya pada hari Kiamat? ” Rasullullah menjawab: “Adapun di tiga tempat (masa) maka tidak ingat lagi kekasihnya. Yaitu ketika amal ditimbang sehingga diketahui apakah ringan atau berat. Ketika menerima lembaran catatan amal (suhuf) sehingga ia terima dari kanan atau dari kiri. Dan ketika ular besar keluar dari neraka lalu mengepung mereka dan berkata: “Aku diserahi tiga macam (yaitu): Orang mempersekutukan Allah dengan lain Tuhan; Orang yang kejam, penentang, zalim; Dan orang yang tidak percaya pada hari Kiamat (hisab).
Maka orang-orang tersebut diringkus lalu dilemparkan ke dalam neraka Jahannam. Untuk diketahui, Di atas neraka jahannam itu ada jembatan yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang, sedang di kanan kirinya bantolan dan duri-duri. Orang-orang yang berjalan di atasnya ada yang bagaikan kilat, bagaikan angin kencang. Maka ada yang selamat, dan ada yang luka terkena bantolan duri, dan ada yang terjerumus ke dalam neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
Sangkakala Ditiup
Imam Abu Laits meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Di antara dua kali tiupan sangkakala itu jaraknya 40 tahun (tiupan untuk mematikan dan membangkitkan semula). Kemudian Allah menurunkan hujan air bagaikan mani orang lelaki, maka bangkitlah orang-orang mati bagaikan timbulnya tanaman (sayur-sayuran).”
Masih riwayat yang sama dari Abu Hurairah disebutkan, ketika Allah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala dan diserahkan kepada Malaikat Israfil. Maka ia meletakkannya di mulutnya melihat ke ‘Arsy menanti kapan ia diperintahkan.”
Sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah shur (sangkakala) itu?” Jawab beliau: “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Bagaimana besarnya?” Rasulullah menjawab: “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutuskanku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dengan bumi. Dan akan ditiup hingga tiga kali yaitu pertama Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan), Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan) dan Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).
Dalam riwayat Ka’ab disebutkan hanya dua kali tiupan, yaitu tiupan mematikan dan tiupan membangkitkan. Allah berfirman: