Sultan Jadi Buangan Gara-gara Anggap Isra Mikraj Nabi Tak Masuk di Akal – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Sultan Jadi Buangan Gara-gara Anggap Isra Mikraj Nabi Tak Masuk di Akal

Published

on

Sultan Jadi Buangan Gara-gara Anggap Isra Mikraj Nabi Tak Masuk di Akal

[ad_1]

loading…

SEORANG Sultan Mesir menganggap mikraj Nabi Muhammad SAW ke sidratul muntaha yang hanya semalam tidak masuk di akal. Sejumlah ulama mencoba menjelaskan namun dia tak puas.

Baca juga: Perjalanan Isra Mikraj Nabi Berkecepatan 4.320.000.000 Km/Jam?

Kisah ini adalah dinukil dari Kisah-Kisah Sufi , kumpulan kisah nasihat para guru sufi selama seribu tahun yang lampau oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono )

Ceritanya begini: Suatu kali, menjelang 27 Rajab, Sultan mengumpulkan orang-orang terpelajar. Kala itu di antara mereka imbul pertengkaran. Pokok masalahnya adalah Mikraj Nabi Muhammad SAW.

Dikatakan, pada kesempatan tersebut Nabi diambil dari tempat tidurnya, dibawa ke langit. Selama waktu itu ia menyaksikan surga neraka, berbicara dengan Tuhan sembilan puluh ribu kali, mengalami pelbagai kejadian lain–dan dikembalikan ke kamarnya sementara tempat tidurnya masih hangat. Kendi air yang terguling karena tersentuh Nabi waktu berangkat, airnya masih belum habis ketika Nabi turun kembali.

Beberapa orang berpendapat bahwa hal itu benar, sebab ukuran waktu di sini dan di sana berbeda. Namun Sultan menganggapnya tidak masuk akal.

Para ulama cendikia itu semuanya mengatakan bahwa segala hal bisa saja terjadi karena kehendak Tuhan. Hal itu tidak memuaskan raja.

Baca juga: Isra Mikraj Nabi Muhammad Itu Ilmiah, Begini Penjelasannya

Berita perbedaan pendapat itu akhirnya didengar oleh Sufi Syeh Shahabuddin, yang segera saja menghadap raja. Sultan menunjukkan kerendahan hati terhadap sang guru yang berkata, “Saya bermaksud segera saja mengadakan pembuktian. Ketahuilah bahwa kedua tafsiran itu keliru, dan bahwa ada faktor-faktor yang bisa ditunjukkan, yang menjelaskan cerita itu tanpa harus mendasarkan pada perkiraan ngawur atau akal, yang dangkal dan terbatas.”

Di ruang pertemuan itu terdapat empat jendela. Sang Syeh memerintahkan agar yang sebuah dibuka. Sultan melihat keluar melalui jendela itu. Di pegunungan nunjauh di sana terlihat olehnya sejumlah besar perajurit menyerang, bagaikan semut banyaknya, menuju ke istana. Sang Sultan sangat ketakutan.

[ad_2]

Berita Selengkapnya

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved