أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS al-Hajj :46)
Baca juga: Perjalanan Ruh Setelah Terpisah Dari Jasadnya
Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menjelaskan, Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an memuji akal (pemahaman agama yang benar) dan orang yang berakal (orang yang bisa memahami petunjuk Allah). Sebaliknya, banyak ayat Al-Qur’an mencela orang yang tidak punya akal (yang tidak bisa memahami petunjuk Allah dengan pemahamannya).
Bahkan Allah memberitakan di dalam Al-Qur’an bahwa orang-orang yang tidak punya akal inilah yang akan menjadi penghuni neraka, karena mereka tidak menggunakan pendengaran dan akalnya untuk memahami petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Baca juga: Hal-hal yang Boleh Dilakukan Ketika Puasa Ramadhan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang ucapkan penghuni neraka setelah masuk neraka:
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ