Perjalanan Isra Miraj yang dilakukan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akhirnya sampai di Baitul Maqdis (Palestina). Berikut kisahnya diceritakan Al-Imam Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliky Al-Hasani dalam Kitab
Al-Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat.Ketika Nabi turun dari Buraq, beliau mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni empat dimana biasanya Para Nabi mengikat Buraq di sana. Kemudian Beliau masuk ke dalam masjid bersama Malaikat Jibril masing-masing sholat dua rakaat.
Baca Juga: Kisah Isra Miraj, Dada Rasulullah Dibelah Oleh Malaikat Jibril
Setelah itu sekejap mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekumpulan manusia. Ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah.
Kemudian dikumandangkanlah Azan dan Iqamah. Lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka. Kemudian Malikat Jibril memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh Beliau untuk maju. Kemudian mereka semua sholat dua rakaat dan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Setelah mengimami sholat bersama para Nabi, Rasulullah SAW merasa haus. Lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu. Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya. Kemudian Jibril berkata: “Sungguh engkau telah memilih kefitrahan yaitu Al-Islam. Jika engkau memilih khamar niscaya umatmu akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda.”
Kemudian setelah Beliau menyempurnakan segalanya, maka tiba saatnya Beliau melakukan Mi’raj yakni naik bersama Jibril menembus langit satu persatu sampai akhirnya berjumpa dengan Khaliq-nya.
Setelah melakukan Isra’ dari Makkah sampai ke Masjid Al-Aqsha Baitul Maqdis, kemudian Beliau disertai Malaikat Jibril siap naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya Beliau berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya.
Intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulia ini.
Cukup kiranya hal ini sebagai kemuliaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat. Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.
Referensi:
Kitab Al-Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat karya Al-Imam Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliky Al-Hasani
Baca Juga: Kisah Isra Miraj: Nabi Melihat Jin Ifrit dan Kaum yang Menyiksa Diri
(rhs)