Berikut lanjutan kisah Isra Miraj Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagaimana diceritakan Al-Habib Ahmad Bin Novel Bin Salim Bin Jindan (Pengasuh Yayasan Al-Hawthah Al-Jindaniyah).
Baca Juga: Isra Miraj (1): Kisah Perjalanan Agung Nabi Muhammad
Malaikat Jibril menjawab: “Ini adalah wanginya seorang wanita mulia dan anak-anaknya. Dia adalah penyisir rambut putri Fir’aun. ” Dikisahkan tatkala wanita mulia ini sedang menyisirkan rambut putri Fir’aun, saat itu sisirnya terjatuh, maka wanita mulia ini pun berkata, “Dengan nama Allah dan celakalah Fir’aun”. Maka putri Fir’aun pun terperanjat dan berkata, “Apakah engkau mempunyai Tuhan selain ayahku?”.
Wanita mulia itu menjawab, “Iya”. Putri Fir’aun dengan murka berkata, “Apakah engkau ingin aku laporkan kepada ayahku?” Wanita mulia ini pun menjawab, “Silakan”. Maka kejadian ini disampaikannya kepada Fir’aun, dan Fir’aun pun memanggilnya dengan murka berkata: “Apakah engkau bertuhan kepada selain aku?”
Wanita itu dengan tegas menjawab: “Iya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah Ta’ala.”
Wanita mulia ini mempunyai dua orang anak dan suami. Fir’aun mengutus kepada mereka untuk menyiksa mereka semua agar bertuhan kepada Fir’aun, maka mereka menolaknya. Fir’aun berkata: “Sungguh aku akan membunuh kalian semua”. Maka wanita mulia itu berkata, “Lakukanlah apa yang engkau ingin lakukan terhadap kami, namun sebagai balasan dari pelayanan yang selama ini kami lakukan untuk putrimu, apabila engkau membunuh kami, jadikanlah kami dalam satu tempat yang sama, dan kubur kami setelah itu dalam satu kuburan yang sama”.
Maka Fir’aun memerintahkan budaknya untuk menyiapkan penggorengan raksasa dari tembaga berisi minyak yang di panaskan, kemudian perempuan dan anak-anaknya dipaksa untuk melempar diri mereka satu persatu masuk ke dalam penggorengan tersebut. Satu persatu dilemparkan ke dalam penggorengan dan seketika hangus terpanggang hingga sampai kepada bayinya yang paling kecil dari yang masih menyusu.
Saat itu wanita ini tidak tega jika melihat bayinya yang kecil ini akan dilemparkan ke dalam penggorengan panas, namun tiba-tiba bayi itu berbicara dengan suara lantang dan jelas penuh kelembutan kepada ibunya, “Wahai ibu, tenanglah, jangan engkau ragu karena engkau berada dalam kebenaran”. Wanita mulia ini dan anaknya di lemparkan ke dalam penggorengan raksasa berisi minyak yang sudah di panaskan.