Baca juga: Istri Adalah Amanah Allah Ta’ala, Begini Seharusnya Sikap Suami
Tentang rukhsah, dalam 4 mazhab pun sudah sepakat, ibu hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan keselamatan diri atau anaknya dianjurkan berbuka. Hanya saja, para fuqaha berbeda pendapat tentang hukum berbuka .
Wafa binti Abdul Aziz As Suwailim dalam kitabnya “Fikih Ibu Himpunan Hukum Islam Khas Ummahat” mengatakan ulama Hanafiyah berpendapat, hukumnya boleh. Malikiyah dan Syafi’iyah dengan tegas mewajibkan berbuka puasa saat itu. Pendapat ini juga dinyatakan oleh sebagian fuqaha Hanabilah ketika si Ibu mengkhawatirkan keselamatan anak.
Baca juga: 6 Penyakit yang Ditimbulkan Karena Pujian Menurut Imam Al Ghazali
Pendapat yang shahih dari mazhab Hanabilah adalah bahwa ibu hamil dan menyusui makruh berbuka berpuasa. Sementara itu Malikiyah memberlakukan sejumlah persyaratan terkait bolehnya ibu hamil dan menyusui berbuka puasa.
Namun demikian, bila ibu hamil dan menyusui tetap akan menjalankan kewajiban puasanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan seksama. Dinukil dari berbagai sumber, inilah hal-hal yang harus memperhatikan tersebut:
Baca juga: Agar Ikhlas dalam Beramal, Ikuti Cara Ini!
1. Asupan gizi dan nutrisi yang seimbang
Ibu hamil harus bisa makan makanan dengan konsep gizi seimbang saat buka dan sahur. Gizi seimbang yang dimaksud adalah ibu harus bisa mengombinasikan bahan makanan. Tidak ada satu bahan pangan saja yang bisa mencukupi kebutuhan gizi seseorang. Tidak harus mahal, yang penting ada variasi menu untuk kecukupan gizi.
Di sisi lain, ibu hamil juga tidak perlu berlebihan makan. Secukupnya dan tidak perlu sampai kekenyangan. Pastikan berkualitas, bukan hanya kuantitas. Makan berlebihan akan membuat perut sebah, selain itu bisa mengganggu aktivitas ibadah (selain puasa).
Baca juga: Dahnil Anzar Sebut Awak Kapal Selam adalah Prajurit Elit dan Pilihan
2. Jangan kekurangan asupan air minum
Sama seperti yang normal, kebutuhan air putih ibu hamil dan menyusui saat puasa, tetap dua liter. Jadi ibu harus memastikan kebutuhan air putih ini agar tidak dehidrasi. Dua liter air setara dengan 8-10 gelas. Jika ibu memiliki tumbler (tempat minum) dengan ukuran volume, akan membantu mengukur asupan air putih yang diminum setiap hari.
3. Istirahat yang cukup
Merasa lemas saat berpuasa adalah hal yang lumrah. Melakukan qailulah (tidur siang) menjadi solusi agar tidak kelelahan.
Baca juga: Layani Jamaah selama Ramadhan, 99 Personel Wanita Dikerahkan di Masjid Nabawi
4. Perhatikan sinyal tubuh
Sinyal tubuh saat puasa harus terus diperhatikan, karena ibu hamil dan menyusui memiliki rukhsah (keringanan) untuk tidak berpuasa. Berikut tanda bahwa ibu mulai waspada saat berpuasa, yaitu mulai pusing, atau pusing tidak hilang-hilang walau sudah istirahat. Bisa jadi ini tanda dehidrasi. Atau melihat air seni yang lebih pekat. Bila kondisi demikian, ibu hamil dan menyusui harus segera membatalkan puasanya.
Baca juga: Waketum Kadin Anindya Bakrie: Lombok Spesial Buat Kami
5. Perhatikan pola makan
Saat bayi sedang sakit dan membutuhkan asupan optimal ASI maka ibu perlu memperhatikan pola makan. Jika perlu, mengambil rukhsah untuk tidak berpuasa terlebih dahulu.
Wallahu A’lam.
(wid)