Nasihat Buya Arrazy Hasyim terhadap Pengelola Rumah Tahfiz – Bagyanews.com
Connect with us

Headline

Nasihat Buya Arrazy Hasyim terhadap Pengelola Rumah Tahfiz

Published

on

Nasihat Buya Arrazy Hasyim terhadap Pengelola Rumah Tahfiz

[ad_1]

BagyaNews.com Saya tidak menyalahkan rumah tahfiz. Tapi, saya menyalahkan kalau rumah tahfiznya kemasukan (pemahaman khawarij)

Ustadz Arrazy Hasyim memiliki nasihat tentang rumah tahfizh. Al-Qur’an adalah kitab suci yang berbeda dengan kitab suci agama samawi yang lain. Ia terjaga dari segala bentuk perubahan. Ini merupakan jaminan dari Allah secara langsung, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an QS. al-Hijr [15]: 9:

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ 

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya”

Dalam memelihara Al-Qur’an, Allah tidak sendiri. Dia melibatkan manusia sebagai “pelaksana lapangan”. Salah satu bentuk pemeliharaan itu adalah dengan adanya manusia yang menghafalkan (tahfiz) Al-Qur’an. Demikian sebagaimana penulis pahami dari tafsir Al-Mishbah (M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Tangerang: Lentera Hati, 2009), vol. 6, hal. 421).

Belakangan ini, kegiatan tahfiz Al-Qur’an seakan menjadi tren. Jika dahulu, tahfiz Al-Qur’an hanya dilaksanakan di pesantren-pesantren, kini tidak. Banyak rumah-rumah tahfiz berdiri. Belum lagi, lembaga-lembaga formal yang memasukkan mata pelajaran tahfiz ke dalam kurikulumnya.

Menjamurnya tempat untuk kegiatan tahfiz Al-Qur’an tentu adalah suatu kebanggan dan kebahagiaan tersendiri bagi kita umat Islam. Hal ini juga bisa menjadi bukti kebenaran jaminan dari-Nya.

Namun di sisi yang berbeda, menjamurnya rumah tahfiz tersebut menjadi catatan tersendiri bagi Buya Arrazy Hasyim (Lihat: https://youtu.be/0VaC4-cGpVY.). Satu kesempatan, ada salah seorang jamaah yang mengklarifikasi isi khotbah Buya Arrzay yang agaknya terkesan memberikan stigma negatif terhadap rumah tahfiz.

“Saya tidak menyalahkan rumah tahfiz. Tapi, saya menyalahkan kalau rumah tahfiznya kemasukan (pemahaman khawarij),” tegas Buya Arrazy. Inti jawaban ini adalah kekhawatiran Buya Arrazy bila rumah-rumah tahfiz malah menjadi sarang bercokolnya pemahaman golongan khawarij.

Buya Arrazy lantas menceritakan pengalaman pahit yang dialami salah satu jamaahnya. Kebetulan, jamaah tersebut menjadi pengurus salah satu masjid. Kala itu, anak dari salah seorang tetangga masjid menghafal Al-Qur’an di sebuah rumah tahfiz. Usianya masih berumur 9 tahun.

Satu kesempatan di bulan Ramadan, si anak mendapat surat dari madrasahnya untuk (latihan/praktik) ceramah/kultum di masjid tersebut. Namun, tidak disangka-sangka, anak itu berceramah dengan materi yang kurang cocok disampaikan di masjid tersebut.

“Apa isi kultumnya? Dari awal sampai akhir, (isi kultumnya) menyalahkan amalan di masjid itu,” terang Buya menjelaskan.

Kemudian, Buya Arrazy juga mengisahkan pengalaman salah seorang gurunya. Satu ketika, sang guru kedatangan tamu. Tamu tersebut adalah  perwakilan dari salah satu gerakan rahasia tingkat dunia. Si tamu membeberkan informasi yang sungguh mengagetkan.

“Rumah-rumah tahfiz, ma’had- ma’had tahfiz yang tidak jelas sanadnya itu, itu proyeknya kami,” tutur Buya menirukan ucapan gurunya, sebagaimana sang guru dengar langsung dari gerakan rahasia itu.

Tujuan dari gerakan rahasia itu tidak lain adalah untuk mengadu domba para ulama yang berada di pesantren-pesantren dengan mereka yang juga menghafal Al-Qur’an namun hanya di bibir saja. Al-Qur’an yang mereka hafal tidak sampai merasuk ke dalam hati. Na’udzubillah.

Tidak hanya menyebutkan kasus, Buya Arrazy Hasyim juga memberikan solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Yakni hendaknya para praktisi (pengelola) rumah tahfiz bersanad dalam Al-Qur’an. Sanad itu tidak saja dalam hal bacaan, namun juga dalam pemahaman.

Walhasil, meski menghafal Al-Qur’an adalah suatu kebaikan, namun ada hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan sebelum menghafal. Yakni kepada siapa seseorang berguru. Pasalnya, setiap murid akan mewarisi ilmu, pemikiran, dan atau perilaku gurunya, sebagaimana peribahasa kita, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Walllahu a’lam.

[ad_2]

Sumber Berita harakah.id

#Nasihat #Buya #Arrazy #Hasyim #terhadap #Pengelola #Rumah #Tahfiz

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved