Mengulik Siapa Sejatinya Syekh Siti Jenar yang Dibilang Jelmaan Cacing – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Mengulik Siapa Sejatinya Syekh Siti Jenar yang Dibilang Jelmaan Cacing

Published

on

Mengulik Siapa Sejatinya Syekh Siti Jenar yang Dibilang Jelmaan Cacing



loading…

Alkisah, pada saat Sunan Bonang memberi pelajaran iktikad kepada Sunan Kalijaga di tengah perahu yang saat bocor ditambal dengan lumpur yang dihuni cacing lembut. Ternyata si cacing mampu dan ikut berbicara sehingga ia disabda Sunan Bonang menjadi manusia, diberi nama Seh Sitijenar dan diangkat derajatnya sebagai Wali.

Menurut Bratakesawa dalam bukunya “Falsafah Siti Djenar” (1954) dan buku “Wejangan Wali Sanga” himpunan Wirjapanitra, dikatakan bahwa nama lain dari Syekh Siti Jenar antara lain Seh Lemahbang atau Lemah Abang, Seh Sitibang, Seh Sitibrit atau Siti Abri, Hasan Ali Ansar dan Sidi Jinnar.

Sampai di sini, Syekh Siti Jenar dikisahkan sebagai jelmaan cacing. Namun dalam naskah yang tersimpan di Musium Radyapustaka Solo, dikatakan bahwa ia berasal dari rakyat kecil yang semula ikut mendengar saat Sunan Bonang mengajar ilmu kepada Sunan Kalijaga di atas perahu di tengah rawa.

Baca juga: Yatim di Usia 2 Bulan, Syekh Siti Jenar Hafal Al-Qur’an di Usia 8 Tahun

Sedangkan dalam buku Sitijenar tulisan Tan Koen Swie (1922), dikatakan bahwa Sunan Giri mempunyai murid dari negeri Siti Jenar yang kaya kesaktian bernama Kasan Ali Saksar, terkenal dengan sebutan Siti Jenar. Karena permohonannya belajar tentang makna ilmu rasa dan asal mula kehidupan tidak disetujui Sunan Bonang, maka ia menyamar dengan berbagai cara secara diam-diam untuk mendengarkan ajaran Sunan Giri.

Hanya saja, menurut Sulendraningrat dalam bukunya “Sejarah Cirebon” (1985) dijelaskan bahwa Syeh Lemahabang berasal dari Baghdad beraliran Syi’ah Muntadar. Ia menetap di Pengging Jawa Tengah dan mengajarkan agama kepada Ki Ageng Pengging (Kebokenongo) dan masyarakat.

Lantaran alirannya ditentang para Wali di Jawa maka ia dihukum mati oleh Sunan Kudus di Masjid Sang Cipta Rasa (Masjid Agung Cirebon) pada tahun 1506 Masehi dengan Keris Kaki Kantanaga milik Sunan Gunung Jati dan dimakamkan di Anggaraksa/Graksan/Cirebon. Versi lain dimakamkan di Masjid Demak.

Belakangan, menurut Sartono Hadisuwarno, dalam bukunya berjudul “Biografi Lengkap Syekh Siti Jenar” menyebut telah ditemukan makam yang diyakini sebagai makam Syekh Siti Jenar, yakni di Desa Balong, Kecamatan Kembang, kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Dokumen Kropak Ferrara
Nama Syekh Lemah Abang konon juga tertulis dalam dokumen Kropak Ferrara, sebuah dokumen kuno yang belum lama ditemukan. G.J.W. Drewes dalam “Perdebatan Walisongo Seputar Makrifatullah: Berikut Wasiat-wasiat Agama beserta Panduan Dakwah Para Wali di Jawa” (2002) menjelaskan Koprak Ferara ialah naskah yang terbuat dari rontal yang berisi sarasehan para Wali, berasal dari masa paling awal abad ke-18.

Oleh karena itu, walaupun asal-usul dan jati diri Syekh Siti Jenar tidak dijelaskan dalam dokumen tersebut, namun menjadi lebih jelas bahwa tokoh ini memang ada dalam jajaran Walisongo.



Sumber Berita kalam.sindonews.com

#Mengulik #Siapa #Sejatinya #Syekh #Siti #Jenar #yang #Dibilang #Jelmaan #Cacing

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved