Baca juga: Inilah Orang-orang yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa Ramadhan
Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan :
اِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَاَ قَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمۡ يَخۡشَ اِلَّا اللّٰهَ فَعَسٰٓى اُولٰۤٮِٕكَ اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُهۡتَدِيۡنَ
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS At-Taubah: 18).
Baca juga: 6 Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H dalam kitab ‘Tafsir as-Sa’di’ menyatakan, memakmurkan masjid terbagi dua yaitu secara lahir dan batin. Lahir dimaknai secara fisik seperti bersih dan nyaman, sedangkan batin artinya digunakan untuk zikrullah dan syi’ar-syi’ar Islam seperti adzan, sholat berjama’ah, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan kegiatan keagamaan seperti pengajian dan pendalaman agama.
Allah mencirikan orang yang pantas memakmurkan masjid ini dengan iman yang bermanfaat, mengerjakan amal saleh yang induknya adalah sholat dan zakat, dan memiliki rasa takut kepada Allah yang merupakan pangkal semua kebaikan. Karena rasa takut kepada Allah, mereka menjauhi larangan-Nya dan memperhatikan, melaksanakan kewajibannya.
Baca juga: Inilah Tipe Suami Terburuk Dalam Islam