Kisah Tobatnya Malik Bin Dinar, Preman yang Menjadi Ulama di Masa Tabiin – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Kisah Tobatnya Malik Bin Dinar, Preman yang Menjadi Ulama di Masa Tabiin

Published

on

Kisah Tobatnya Malik Bin Dinar, Preman yang Menjadi Ulama di Masa Tabiin

[ad_1]

loading…

Kisah tobatnya Malik bin Dinar Al-Sami termasuk kisah yang sangat inspiratif. Malik adalah putera seorang budak berbangsa Persia dari Sijistan (Kabul) dan menjadi murid ulama Tabiin Hasan Al-Bashri.

Beliau termasuk sebagai ahli Hadis shahih dan merawikan hadits dari tokoh-tokoh ulam a di masa lampau seperti Anas bin Malik dan Ibnu Sirin. Malik bin Dinar juga dikenal sebagai seorang Kaligrafer Al-Qur’an. Beliau wafat sekitar Tahun 130 Hijriyah (748 M).

Baca Juga: Kisah Pezina Bertaubat yang Membuat Rasulullah Kagum

Berikut kisah pertobatannya dilansir dari Dakwah Islamiyyah. Malik Bin Dinar dikenal sebagai sosok preman yang suka mabuk-mabukan pada abad ke-2 Hijriyah. Hampir segala macam kemaksiatan dikerjakannya hingga akhirnya hidayah Allah datang menghampirinya.

Malik Din Dinar bercerita, kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba dan memukuli manusia.

Kulakukan segala kezaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku. Malik bin Dinar menuturkan: “Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka kemudian aku menikah dan dikaruniai seorang puteri yang kuberi nama Fathimah.”

Aku sangat mencintai Fathimah. Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku. Pernah suatu ketika, Fathimah melihatku memegang segelas khamr, maka diapun mendekat kepadaku dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai bajuku.

Saat itu umurnya belum genap dua tahun. Seakan-akan Allah-lah yang membuatnya melakukan hal tersebut. Setiap kali dia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di dalam hatiku.

Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah selangkah, maka setiap kali itu pula aku menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah genap tiga tahun, saat itulah Fathimah meninggal dunia.

[ad_2]

Berita Selengkapnya

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved