Kisah Sufi Syeh Amir-Sayed Kulal Sokhari: Tuan Rumah dan Tamu – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Kisah Sufi Syeh Amir-Sayed Kulal Sokhari: Tuan Rumah dan Tamu

Published

on

Kisah Sufi Syeh Amir-Sayed Kulal Sokhari: Tuan Rumah dan Tamu




loading…

Kisah berikut merupakan salah satu kisah Sufi yang mengandung pembatasan. Kisah ini tidak boleh dipelajari terpisah, dan di manapun cerita ini dituliskan, seorang murid harus membaca kisah berikutnya segera sesudah yang satu ini.Idries Shah dalam bukunya berjudul “Tales of The Dervishes” menyebut kisah ini tidak muncul dalam kumpulan karya klasik mana pun, tetapi mungkin ditemukan dalam koleksi catatan yang dimiliki para darwis; mereka pun menceritakannya dari waktu ke waktu sebagai bagian rangkaian pelajaran yang terencana.

Versi ini diambil dari naskah yang menyatakan bahwa kisah ini dikarang oleh Guru Agung Syeh Amir-Sayed Kulal Sokhari, yang meninggal tahun 1371. Berikut kisahnya:

Baca juga: Kisah Sufi Isra’ Mikraj: Ketika Sultan Menjadi Orang Buangan

Seorang guru adalah laksana tuan rumah. Para tamunya adalah orang-orang yang berusaha mempelajari Jalan. Mereka ini adalah orang-orang yang belum pernah berada dalam rumah sebelumnya, dan hanya mempunyai bayangan samar-samar tentang ujudnya. Bagi mereka, rumah itu ada, tidak lebih.

Ketika Tamu memasuki rumah dan melihat bangku, mereka pun bertanya, “Apa gerangan ini?’ Dijawab: “Ini tempat duduk.” Demikianlah, Tamu itu pun duduk di kursi, tetapi tak sadar sepenuhnya tentang kegunaannya.

Tuan Rumah menjamu mereka, namun mereka melanjutkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yang beberapa di antaranya tidak ada sangkut pautnya. Layaknya tuan rumah yang baik, Pemilik Rumah itu tidak menyalahkan ketololan mereka tersebut. Misalnya, mereka ingin mengetahui tempat dan waktu makan. Para Tamu itu tidak menyadari bahwa tak ada orang yang sendirian, dan bahwa pada saat itu pun ada orang lain yang sedang memasak makanan, dan bahwa terdapat kamar lain tempat mereka nanti akan duduk makan. Karena tidak melihat tepung, atau proses pengolahannya, mereka pun bingung, mungkin ragu, dan bahkan gelisah.

Karena memahami kebingungan tamunya, Tuan Rumah yang baik pun mencoba menenteramkan hati mereka agar nantinya mereka bisa menikmati makanan ketika waktunya tiba. Semula, tidak siap untuk mencicipi hidangan.

Beberapa diantara para tamu itu cepat mengerti; mereka hubungkan suatu hal tentang rumah tersebut dengan hal lainnya. Mereka inilah yang bisa meneruskan pengetahuan itu kepada teman-temannya yang lebih lambat tanggap. Sementara itu, Tuan Rumah menjawab pertanyaan setiap Tamu sesuai dengan kemampuan mereka itu memahami kesatuan dan kegunaan rumah tersebut.

Tidaklah cukup apabila rumah itu sekadar ada, sebab ia dibuat untuk menerima tamu, untuk didiami oleh pemiliknya. Seseorang harus rajin-rajin mengurus rumah tersebut agar orang asing yang menjadi tamu, dan tuan rumahnya sendiri, bisa merasa kerasan. Pada awalnya, banyak di antara para tamu itu yang tidak sadar bahwa mereka adalah tamu, atau seperti apakah sopan-santun seorang tamu itu: apa yang bisa mereka bawa ke dalam rumah, apa yang akan mereka peroleh.



Sumber Berita kalam.sindonews.com

#Kisah #Sufi #Syeh #AmirSayed #Kulal #Sokhari #Tuan #Rumah #dan #Tamu

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved