Melalui Kalam-Nya, Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an bukanlah sihir dan hal yang diada-adakan sebagaimana tuduhan orang-orang musyrik di masa Rasulullah SAW. Kisah seorang Bani Israel yang beriman dan mengakui kebenaran Al-Qur’an dapat kita jadikan pelajaran berharga.Allah menceritakan kisah seorang Bani Israel yang memeluk Islam dan membenarkan Al-Qur’an dalam ayat berikut:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ فَآمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya: “Katakanlah, ‘Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur’an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an, lalu dia beriman, sedangkan kamu menyombongkan diri Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al-Ahqaf ayat 10)
Yang dimaksud seorang saksi dari Bani Israil bernama Abdullah bin Salam, sebagaimana hadis riwayat Imam at-Tirmidzi, Ibnu Jarir, dan Ibnu Mardawaih dari ‘Abdullah bin Salam sendiri. Demikian keterangan yang dinukil dari tafsir Kemenag.
Abdullah bin Salam berkata: “Allah telah menurunkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang diriku. Diturunkan tentang diriku ayat: wa syahida syahidun min Bani Israil ‘ala mitslihi, dan ayat: Qul kafa billahi syahidan baini wa bainakum wa man ‘indahu ‘ilmul kitab.” (HR at-Tirmizi)
Pernyataan Abdullah bin Salam ini dikuatkan oleh Hadis Rasulullah SAW:
Dari Sa’ad bin Abi Waqqas, ia berkata: “Aku belum pernah mendengar Rasulullah SAW mengatakan kepada seorang yang ada di muka bumi bahwa ia termasuk ahli surga, kecuali kepada ‘Abdullah bin Salam; dan berhubungan dengan dirinya turun ayat: “Wa syahida syahidun min bani Isra’ila ‘ala mitslihi.” (HR Al-Bukhari)
Abdullah bin Salam adalah seorang Yahudi penduduk Madinah. Ia mempelajari dan memahami dengan baik isi Taurat yang menyebutkan akan datang nanti Nabi dan Rasul terakhir yang berasal dari Nabi Ibrahim dan dari jalur Nabi Ismail, di Jazirah Arab, yang membawa Al-Qur’an sebagai kitab yang diturunkan Allah kepadanya.
Setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, Abdullah memperhatikan sifat-sifat Rasulullah dan ajaran yang disampaikannya berupa ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan Allah kepadanya.
Ia mengamati sikap Rasulullah terhadap sesama manusia dan sikap pengikutnya yang mendalami agama baru itu. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa Rasulullah SAW dan ajaran yang dibawanya itu mempunyai ciri yang sama seperti yang diisyaratkan Taurat. Akhirnya ia menyatakan diri masuk Islam dan menjadi pengikut setia Rasulullah SAW.
Pelajaran yang dapat dipetik, pada akhir ayat di atas, Allah menegaskan bahwa orang-orang musyrik sebenarnya adalah orang-orang yang sombong dan mengingkari ayat-ayat Allah. Mereka menganiaya diri sendiri. Akibat sikapnya itu, Allah tidak memberikan petunjuk kepada mereka.
Beda dengan Abdullah bin Salam yang menggunakan akal sehatnya mempelajari pesan Al-Qur’an. Dia juga mengamati sikap Rasulullah SAW dan akhirnya memeluk Islam.
Baca Juga: Kisah Bani Israil Dimasukkan ke Neraka 1000 Tahun Akhirnya Masuk Surga
(rhs)