Baca juga: Kisah Penuh Ibrah: Perusakan Hajar Aswad Jadi Sasaran Musuh Islam
Menurut Al-Khathib al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad, Al-’Utbi, begitu dia dikenal, adalah orang yang memiliki cerita-cerita dan kata-kata hikmah. Dia meninggal tahun 228 H”.
Kisahnya, Al-’Utbi berkata: “Suatu saat, aku pernah duduk di samping makam Rasulullah SAW , kemudian datang seorang a’rabi (arab badui) dan berkata: “Salam sejahtera atasmu ya Rasulullah. Aku mendengar Allah SWT berfirman:
ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
“Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS An-Nisa’ : 64).
Aku datang kepadamu memohon ampun karena dosaku dan memohon pertolonganmu kepada Tuhanku”.
Kemudian dia mengucapkan syair:
Wahai sebaik-baik orang yang jasadnya disemayamkan di tanah ini
Sehingga semerbaklah tanah dan bukit karena jasadmu
Jiwaku sebagai penebus bagi tanah tempat persemayamanmu
Di sana terdapat kesucian, kemurahan dan kemuliaan
Orang badui itu lalu pergi. Kemudian aku tertidur dan bermimpi bertemu Rasulullah SAW dan beliau berkata: “Wahai Utbi, kejarlah si a’rabi tadi, sampaikan kabar gembira kepadanya, bahwa Allah telah mengampuni dosanya”.