Kiblat Sholat Berputar 180 Derajat sebagai Ujian Iman – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Kiblat Sholat Berputar 180 Derajat sebagai Ujian Iman

Published

on

Kiblat Sholat Berputar 180 Derajat sebagai Ujian Iman




loading…

Peristiwa penting di bulan Rajab salah satunya adalah berpindahnya arah kiblat sholat dari Baitul Maqdis ke Kakbah di Masjidil Haram . Jadi, Kakbah bukanlah kiblat pertama bagi umat Islam untuk menghadapkan wajahnya saat sholat. Perubahan arah kiblat yang 180 derajat ini membuat kaum Yahudi kesal. Mereka sangat geram dan melontarkan desas-desus yang tidak sedap dengan menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang plin-plan, seketika sholat menghadap ke sini dan ke sana.

Baca juga: Pandangan Ulama tentang Kemuliaan Rajab

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul ” Sejarah Hidup Muhammad ” mengungkapkan orang-orang Yahudi merasa sesak napas. Lalu mereka mengatakan kepada Nabi Muhammad, bahwa para rasul sebelum dia semua pergi ke Baitul Maqdis dan memang di sana tempat tinggal mereka. Jika dia juga memang benar-benar seorang rasul, iapun akan berbuat seperti mereka, dan kota Madinah ini akan dianggapnya sebagai kota perantara dalam hijrahnya dulu antara Mekkah dengan al-Masjidil Aqsha.

Sekali lagi mereka berusaha memperdayakannya, dengan mengatakan, bahwa mereka akan mau jadi pengikutnya kalau ia kembali ke kiblat semula. Kaum Yahudi juga menebarkan isu bahwa kebaikan hanya bisa diraih dengan cara sholat menghadap Baitul Maqdis.

Allah SWT lalu menurunkan ayat guna menghancurkan desas-desus tersebut. Ketika turunlah ayat 177 dalam Surat al-Baqarah :

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta, (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila dia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Baca juga: Ini Amalan Bulan Rajab 10 Hari Pertama Bertabur Pahala

Dua versi
Laman AboutIslam menyebut perubahan arah kiblat terjadi pada bulan Rajab, yakni 16-17 bulan usai hijrah dari Mekkah ke Madinah. Saat di Mekkah, Rasulullah SAW dikisahkan mengambil posisi sedemikian rupa sehingga tidak membelakangi Kakbah dengan wajah yang menghadap Masjid Al-Aqsa.



Sumber Berita kalam.sindonews.com

#Kiblat #Sholat #Berputar #Derajat #sebagai #Ujian #Iman

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved