أَلاَ وَإِنَّهُ سَيَكُوْنُ مِنْ بَعْدِكُمْ قَوْمٌ يُكَذِّبُوْنَ بِالرَّجْمِ وَالدَّجَّالِ وَبِالشَّفَاعَةِ وَبِعَذَابِ الْقَبْرِ وَبِقَوْمٍ يُخْرَجُوْنَ مِنَ النَّارِ بَعْدَمَا امْتَحَشُوْا
“Ketahuilah bahwa akan ada suatu kaum setelah kalian yang mendustakan hukum rajam, Dajjal , syafa’at, siksa kubur dan dikeluarkannya suatu kaum dari neraka setelah hitam kelam”. (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya 1/24, Ad-Dani dalam Al-Fitan 2/23 dan dihasankan al-Albani dalam Qishshaotul Masih)
Baca juga: Proyek Besar Dajjal (3): Ketika Menguasai Dunia, Imam Mahdi Muncul Sebagai Penyelamat
Masalah Dajjal adalah salah satunya yang disebut Umar bin Khattab. Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi dalam “Dajjal: Imajinasi atau Fakta?” mengungkapkan adalah sebuah realita nyata yang amat disayangkan dan perlu diluruskan bahwa sedikit sekali di antara para khatib dan penceramah pada zaman sekarang yang membahas dan memperbincangkan masalah Dajjal, apalagi masyarakat awam.
Hal ini merupakan bukti kebenaran hadis Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam :
لاَ يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَحَتَّى تَتْرُكَ الأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ
Dajjal tidak akan keluar sehingga manusia lupa mengingatnya dan para imam tidak menyampaikan tentangnya di atas mimbar. (HR Abdullah bin Ahmad)
Begitu pentingnya bahasan Dajjal dan begitu dahsyat fitnahnya, sehingga bukan hanya disebutkan oleh Nabi Muhammad saja, tetapi setiap para Nabi semenjak dahulu juga telah memperingatkan kaum mereka dari Dajjal.