Baca juga: Hukum Sholat Idul Fitri Menurut 4 Mazhab
Salat Idul Fitri adalah amal khusus di hari raya Idul Fitri. Indikator istimewanya salat ini, Rasulullah memerintahkan kaum laki-laki dan perempuan untuk mengerjakannya. Juga budak dan anak-anak. Bahkan Rasulullah juga memerintahkan wanita haid menyaksikan meskipun harus menjauh dari tempat salat.
Jumhur ulama menjelaskan bahwa hukum salat idul fitri adalah sunnah muakkadah. Yaitu sunnah yang sangat dianjurkan.
Pendapat hukum salat Idul Fitri adalah sunnah dan bukan wajib ini berdasarkan jawaban Rasulullah ketika seseorang bertanya kepada beliau. Beliau bersabda:
خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِى الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ . فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ
“Salat lima waktu sehari semalam.”
Orang itu bertanya lagi, “Apakah ada kewajiban (salat) lain?”
Beliau menjawab, “Tidak, kecuali engkau mengerjakan salat sunnah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Hukum Tidur Setelah Sholat Subuh Menurut Perspektif Islam
Syaikh Abdurrahman Al Juzairi menjelaskan dalam kitabnya Fiqih Empat Madzhab, menurut Mazhab Hambali, hukum salat idul fitri adalah fardhu kifayah bagi mereka yang telah wajib untuk salat Jumat. Sehingga jika di suatu masyarakat muslim sudah ada yang mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban bagi orang lain.
Sedangkan menurut mazhab Hanafi, salat idul fitri hukumnya fardhu ‘ain bagi mereka yang telah wajib untuk Salat Jumat. Sehingga yang tidak mengerjakannya akan mendapat dosa.
Pendapat yang menyatakan hukumnya fardhu ‘ain ini berdasarkan pada perintah Rasulullah yang memerintahkan seluruh muslim Madinah untuk mengikuti salat idul fitri, termasuk budak perempuan. Bahkan wanita yang sedang haid pun, Rasulullah memerintahkan mereka untuk hadir mendengarkan khutbah, namun menjauhi tempat salat, sebagaimana hadis dari Ummu Athiyyah radhiyallahu ‘anha
أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَ فِيْ عِيْدَيْنِ العَوَاطِقَ وَالْحُيَّضَ لِيَشْهَدْناَ الخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَتَعْتَزِلَ الْحُيَّضُ الْمُصَلِّى
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami keluar menghadiri shalat ‘id bersama budak-budak perempuan dan perempuan-perempuan yang sedang haid untuk menyaksikan kebaikan-kebaikan dan mendengarkan khuthbah. Namun beliau menyuruh perempuan yang sedang haid menjauhi tempat shalat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Tata Cara Sholat Qadha di Jumat Terakhir Ramadhan
Waktu dan Tempat Salat
Sholat idul fitri disyariatkan dikerjakan secara berjamaah. Tempatnya lebih afdhol (utama) di tanah lapang, kecuali jika ada uzur seperti hujan.
Hujjahnya, Rasulullah biasa mengerjakan salat ‘id di tanah lapang meskipun ada Masjid Nabawi yang pahala sholat di dalamnya dilipatgandakan 1.000 kali lipat. Sebagaimana hadis dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى