Berikut kisahnya diceritakan Al-Habib Ahmad Bin Novel Bin Salim Bin Jindan (Pengasuh Yayasan Al-Hawthah Al-Jindaniyah) dalam risalah daurahnya. Seperti diceritakan di bagian pertama, Nabi صلى الله عليه وسلم diperjalankan Isra Miraj bersama Buroq, hewan berwarna putih lebih tinggi dari keledai dan lebih kecil dari baghal.
Baca Juga: Isra’ Mikraj dan Kisah Nabi Melewati 7 Lapis Langit
Langkahnya sejauh mata memandang, memiliki dua telinga yang panjang. Buraq adalah kendaraan para Anbiya sebelum Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم mulai berjalan dan Jibril berada di sebelah kanannya, sedangkan Mikail di sebelah kirinya. Ibnu Sa’ad berkata: “Bahwa yang memegang pelananya adalah Jibril, dan yang memegang tali kekangnya adalah Mikail. Maka berjalanlah Rasulullah dan Jibril hingga sampai pada belantara yang dipenuhi kebun kurma.
Jibril berkata: ‘Turunlah dan sholat di sini”. Maka Rasulullah pun sholat lalu naik Buroq kembali. Jibril bertanya: “Ya Rasulullah, tahukah dimana engkau sholat tadi?”.
Rasul menjawab: “Tidak”. Jibril berkata: “Tadi engkau sholat di Thaybah (Kota Madinah) dan ke situlah kelak engkau akan berhijrah.”
Buraq pun berjalan dengan cepat bagaikan kilat, serta melangkahkan telapak kakinya sejauh pandangan mata. Lalu Jibril berkata, “Turunlah dan sholat di sini”. Maka Rasulullah pun sholat lalu menaiki Buroq kembali. Jibril bertanya, “Ya Rasulullah, tahukah dimana tadi engkau shalat?”. Rasul menjawab, “Tidak”.
Jibril berkata, “Tadi engkau sholat di Kota Madyan di suatu pohon yang dahulu Nabi Musa pernah berteduh di situ.”
Buroq pun berjalan dengan cepat bagaikan kilat, lalu Jibril berkata, “Turunlah dan sholat di sini”. Maka Rasulullah pun sholat lalu menaiki Buraq kembali. Jibril berkata, “Ya Rasulullah, tahukah dimana tadi engkau sholat? Rasul menjawab, “Tidak”. Jibril berkata, “Tadi engkau sholat di Bukit Tursina dimana dahulu Nabi Musa bermunajat dengan Allah subhanahu wa ta’ala.”