Baca juga: Hukum Mengolok-Olok Hijab
Namun ketika seseorang lalai dan tidak mengingat Allah kecuali sedikit, sebagaimana keadaan orang-orang munafik, maka akan mudah bagi syetan untuk mempermainkannya dan menjerumuskannya ke dalam berbagai kemaksiatan dan kebid’ahan, dan berbagai keburukan.
Baca juga: Amalan Sebelum Tidur yang Diwasiatkan Rasulullah
Oleh karena itu, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah mengajak setiap muslim dan muslimah untuk senantiasa mengubah segala perbuatan menjadi zikir kepada Allah. Al-Utsaimin berkata, “Memungkinkan bagi seseorang untuk mengubah segala perbuatannya menjadi zikir kepada Allah. Yakni tidaklah dia berbicara melainkan mengharapkan pahala Allah, tidaklah dia menahan diri dari sesuatu melainkan mengharap pahala Allah, dan tidaklah dia melakukan sesuatu melainkan mengharap pahala Allah.”(Kitab Fath Dzī al-Jalāli wal Ikrām)
Baca juga: Pernikahan Sang Pengantin Langit, Hanzhalah dan Jamilah
Oleh karena itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada Sa’d bin Abi Waqqash, ‘Tidaklah engkau memberikan infak yang engkau mengharapkan Wajah Allah dengannya melainkan engkau akan diberi pahala disebabkan itu, sekalipun apa yang engkau suapkan di mulut istrimu’.
Nabi SAW juga mengabarkan bahwa apabila seseorang menafkahi dirinya sendiri maka hal itu bernilai sedekah. Maka orang yang mendapatkan taufik -aku memohon kepada Allah agar menjadikan aku dan kalian bagian dari mereka- mampu merubah segala macam kebiasaan dan syahwatnya bernilai ibadah, dan dalam kondisi seperti ini jadilah dia seorang yang berzikir kepada Allah. Apabila engkau menginginkan agar Allah memberkahi usia dan waktu-waktumu, maka hendaknya engkau berzikir kepada Allah.
Baca juga: Mahkluk Bersisik Besi Penghuni Gunung Berapi Terungkap