Pimpinan Majelis Dalail Khairat Community Indonesia-Malaysia
Barangkali ada ratusan pertanyaan di benak kita tentang konflik berkepanjangan di Palestina hari ini. Terlebih, pada setiap kali datangnya bulan Rajab yang menempati kedudukan yang mulia di hati umat Muslim, kita akan selalu diingatkan tentang sebuah peristiwa monumental Isra Miraj yang bertolak dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina.
Masjid Al-Aqsha yang sebagian besar telah dikuasai penjajah Zionis Israel dan sebagian masih dipertahankan warga Palestina sampai hari ini masih mendapatkan perhatian serta kedudukan tinggi bagi kaum muslimin di dunia setara dengan kedudukan Masjidil Haram di Makkah dan Masjidin Nabawi di Madinah.
Baca Juga: Sejarah Bani Israil Sebelum Kelahiran Isa Al-Masih
Lantas pertanyaan, “Mengapa Masjidil Aqsha yang menjadi simbol Mukjizat Rasulullah itu kini dikuasai oleh Zionis Israel?”
“Bukankah Masjidil Aqsha serta di sekelilingnya diberkahi sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. Lantas mengapa di sana selalu saja ada konflik dan peperangan yang tidak pernah selesai?”
“Mengapa Israel menduduki Palestina? Ada apa dengan Masjidil Aqsa? Mengapa konflik tak pernah usai? Apa kepentingan Israel sebenarnya? Apakah tidak ada jalan damai yang bisa ditempuh?”
Memang siapa saja akan kesulitan memahami konflik Israel-Palestina ini, jika dia hanya memahami dari sekedar perspektif politis saja. Konflik keduanya harus didudukkan dulu dari paradigma historis; sudut pandang sejarah.
Pendekatan historis inilah yang ditempuh oleh Al-Qur’an ketika menjelaskan tentang karakter orang-orang Bani Israel secara berulang-ulang, disebabkan potensi besar mereka melakukan kerusakan dahsyat di muka bumi ini.