Alam kubur juga disebut alam barzakh . Dari segi bahasa, “barzakh” berarti “pemisah”. Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai “periode antara kehidupan dunia dan akhirat”. Keberadaan di sana memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat. Prof Quraish Shihab dalam buku berjudul
Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat menggambarkan kehidupan di sana bagaikan keberadaan dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca.
Ke depan penghuninya dapat melihat hari kemudian, sedangkan ke belakang mereka melihat kita yang hidup di pentas bumi ini.
Di sisi lain, menurut Quraish, harus dipahami bahwa kubur yang dimaksud di sini bukannya sebidang tanah tempat jasad mereka dikuburkan, tetapi satu alam yang kita tidak tahu persis bagaimana keadaannya.
Hadits-hadits Nabi pun -dengan kualitas yang beraneka ragam- menurut Quraish, amat banyak yang berbicara tentang alam barzakh, sehingga amat riskan untuk menolak keberadaan alam itu hanya dengan menggunakan satu atau dua ayat yang sepintas terlihat berbeda dengan keterangan-keterangan tersebut.
Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan: “Bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله ِصَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِنَّمَا الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّار ِ )) [رواه الترمذي وضعفه الألباني].
“Sesungguhnya kubur itu tak ubahnya, bagaikan taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka”.
Menurut Muhammad Ahmad al-‘Amari dalam bukunya berjudul “Ada Apa Di Hari Kiamat”, walaupun hadits tersebut dikatakan lemah oleh para ulama maknanya sahih. Hal itu sebagaimana yang telah di tunjukkan oleh al-Qur’an serta hadits sahih lainnya dari Nabi SAW
Allah Ta’ala berfirman:
#Hidup #Alam #Kubur #Bagai #Berada #dalam #Ruangan #Terpisah #yang #Terbuat #dari #Kaca