Baca juga: Hukum Mengolok-Olok Hijab
Namun, karena manusia adalah makhluk yang lemah dan tak luput dari dosa, terkadang mereka lupa hingga akhirnya berbuat sesuatu yang tidak seharusnya. Dalam Al-Quran sendiri, kata dzalim dan yang seakar diulang sebanyak 289 kali. Hal ini menandakan bahwa dzalim merupakan sesuatu yang seringkali dilakukan oleh banyak manusia.
Tentang dzalim, al-Ashfihani dalam ‘Mufradât Alfâdzh Al-Quran’ menukil dari para bijak bahwa dzalim itu ada tiga macam yakni kedzaliman antara manusia dengan Allah SWT, seperti berbuat musyrik. Kedzaliman antar sesama manusia yakni berbuat dosa sosial dan kedzaliman terhadap diri sendiri yaitu berbuat dosa yang nantinya merugikan diri sendirinya.
Baca juga: Amalan Sebelum Tidur yang Diwasiatkan Rasulullah
Sedangkan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan, bahwa terdapat dua jenis kedzaliman, pertama adalah zalim terkait dengan hak Allah dan yang kedua terkait dengan hak hamba. Berikut penjelasannya:
1. Kedzaliman terhadap hak Allah
Salah satu bentuk kedzaliman terbesar terkait dengan hak Allah adalah sebuah kesyirikan.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya, “dosa apa yang paling besar?” kemudian beliau menjawab, “Engkau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah, padahal Allah yang menciptakanmu,” (HR. Bukhari dan Muslim).