Di Mana Arwah Seorang Mukmin Akan Tinggal Setelah Kematian? – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Di Mana Arwah Seorang Mukmin Akan Tinggal Setelah Kematian?

Published

on

Di Mana Arwah Seorang Mukmin Akan Tinggal Setelah Kematian?


BagyaNews.comArwah seorang mukmin adalah hal yang akan terus hidup, bahkan setelah kematian. Pertanyaannya, di mana mereka akan tinggal?

Ibnu Rajab al-Hanbali, dalam kitabnya “Ahwal Al-Qubur Wa Ahwal Ahliha Ila Al-Nusyur” menjelaskan duduk perkara soal tempat tinggal arwah seorang mukmin pasca kematian.

Kematian merupakan fenomena yang akan dialami setiap makhluk hidup. Sudah menjadi ketentuan Allah, kematian bukan akhir eksistensi manusia. Kematian hanya menjadi proses perpindahan dari kehidupan duniawi menuju kehidupan ukhrawi. Islam mengajarkan bahwa setelah kematian masih ada kehidupan. 

Banyak orang penasaran kemana roh umat manusia setelah mengalami kematian? Dalil-dalil naqli menunjukkan bahwa ada tempat-tempat khusus bagi setiap manusia yang telah meninggal. Mereka ditempatkan berdasarkan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Namun ada tiga tempat yang disiapkan untuk arwah seorang mukmin. Hal ini karena kaum beriman ada tiga golongan; nabi, syahid, dan mukmin biasa. 

Pertama, roh para nabi ditempatkan di surga tertinggi. Tempat ini disebut A’la ‘Illiyyin atau al-Rafiq al-A’la. Kedua nama tersebut berarti tempat tertinggi di surga. Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa kalimat terakhir yang diucapkan Rasulullah saw. menjelang wafatnya adalah allahumma al-rafiq al-a’la (Ya Allah, tempatkan aku di Rafiq Al-A’la) (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud ketika ia ditanya dimana Rasulullah saw. setelah wafat, beliau menjawab, “Di surga tertinggi”. 

Kedua, roh orang yang mati syahid di surga. Mayoritas ulama berpendapat roh orang yang syahid ditempatkan di surga. Di antara dalilnya adalah sebuah hadis mauquf dari Ibnu Mas’ud dalam riwayat Muslim. Ibnu Mas’ud pernah ditanya tentang ayat “Jangan kira orang yang syahid di jalan Allah telah mati, tetapi mereka hidup di sisi Tuhannya diberi rizki” (Qs. Ali Imran: 169). Beliau menjawab, “Roh-roh mereka berada di lambung burung berbulu hijau. Mereka mempunyai lampu-lampu yang digantung di Arsy. Mereka pergi kemana pun suka di surga. Mereka pulang ke lampu-lampu tersebut. Lalu Tuhan benar-benar menjumpai mereka. Tuhan berkata, ‘Apakah kalian menginginkan sesuatu?’ Mereka berkata, ‘Apalagi yang kami inginkan, kami sudah berkeliling ke surga sesuka kami.’ Tuhan menawari mereka tiga kali. Ketika mereka melihat Tuhan tidak akan membiarkan mereka tanpa meminta sesuatu, mereka meminta, ‘Tuhanku, kami ingin engkau mengembalikan roh-roh kami ke jasad kami hingga kami bisa berperang di jalan-Mu sekali lagi.’ Ketika Tuhan melihat mereka sudah tidak punya kebutuhan, mereka ditinggalkan tetap di surga.” (HR. Muslim)

Ketiga, arwah orang mukmin biasa. Mereka berada di surga. Pendapat ini didasarkan kepada hadis sahih, “Roh orang mukmin ketika wafat terbang digantung di sebuah pohon surga sampai Allah mengembalikannya ke jasadnya, lalu Allah membangkitkan mereka dari kematian (pada hari kiamat).” (HR. Muslim)

Ibnu Rajab Al-Hanbali menyimpulkan bahwa roh orang mukmin syahid dan mukmin biasa ditempatkan di surga jika tidak ada penghalang berupa dosa besar yang mengharuskan mereka disiksa terlebih dahulu atau hak orang lain yang pernah dia renggut. Pendapat ini didasarkan kepada sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Mud’am terbunuh dalam perang Khaibar. Lalu orang-orang berkomentar, “Senang sekali Mud’am, dia mendapatkan surga.” Nabi saw. berkata, “Iya. Demi Tuhan yang aku berada dalam genggam-Nya, sunggu, lilin rampasan perang yang telah dia ambil saat perang Khaibar padahal belum dibagi, niscaya menyalakan api neraka untuknya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 

Dari Samurah bin Jundab yang berkata, “Kami shalat bersama Rasulullah saw. Lalu beliau bertanya, ‘Di sini ada orang dari suku Bani Fulan?’ Beliau bertanya tiga kali. Tidak seorang pun menjawab. Kemudian seorang laki-laki, (dirinya dari suku fulan). Rasulullah saw. kemudian berkata, ‘Sungguh, fulan yang telah wafat itu tertahan masuk surga karena hutang yang ditanggungnya. Bayarkan hutangnya, dan jika kalian mau serahkan ia kepada siksa Allah.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Al-Nasa’i)

Dari Tsauban dari Nabi saw. yang bersabda, “Siapa yang terpisah roh dan jasadnya, sedang ia bebas dari tiga perkara, ia berhak masuk surga. Yaitu kesombongan, korupsi, dan hutang.” (HR. Ahmad, Al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)



Sumber Berita harakah.id

#Mana #Arwah #Seorang #Mukmin #Akan #Tinggal #Setelah #Kematian

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved