Bacaan Hizib Bahar, Manfaat dan Adab Mengamalkannya – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Bacaan Hizib Bahar, Manfaat dan Adab Mengamalkannya

Published

on

Bacaan Hizib Bahar, Manfaat dan Adab Mengamalkannya



loading…

Hizib bahar merupakan salah satu bacaan hizib yang masyhur dan banyak dibaca oleh para ulama, santri dan para pengamal tarekat (khususnya tarekat Syadziliyah). Penamaan kata bahar atau bahr (yang artinya laut) dijelaskan Sayyid Mukhlif Yahya al-‘Ali al-Hudzaifi al-Husaini dalam “kitab al-Kunuz an-Nuraniyah” (halaman 167) karena hizib ini pernah dibiarkan terombang ambing di lautan.

Baca juga: Pentingnya Tawakal dan Sabar Menghadapi Ujian Dunia

Selain itu dalam hizib ini juga terdapat kata al-bahr. Hizib bahar sering pula disebut sebagai Hizib ash-shagir. Seperti dilansir NU online, Hizib Bahar disusun oleh seorang wali qutub pendiri tarekat Syadziliyah , Abi Hasan Ali bin ‘Abdillahbin ‘Abdil Jabbar asy-Syadzili, beliau lahir di Iskandariah pada tahun 571 H dan wafat pada tahun 656 H.

Abi Hasan Ali bin ‘Abdillahbin ‘Abdil Jabbar asy-Syadzili terkenal sebagai pembesar ulama sufi . Kisah-kisah tentang karamah dan keistimewaannya menghiasi berbagai kitab-kitab tasawuf. Murid beliau yang juga menjadi ulama sufi terkenal adalah Abu al-‘Abbas al-Mursi yang nantinya meneruskan silsilah kemursyidan tarekat Syadziliah.

Dari imam Abu al-‘Abbas al-Mursi muncul ulama kenamaan tasawuf yakni Ibnu ‘Atha’illah as-Sakandari pengarang kitab induk tasawuf al-Hikam dan Imam al-Bushiri, penyusun Qasidah Burdah. Kedua ulama tersebut merupakan murid dari Abu al-‘Abbas al-Mursi. Berdasarkan hal ini, dapat kita pahami bahwa Imam Abi Hasan asy-Syadzili merupakan tokoh sufi besar, sebab dari beliau muncul pembesar-pembesar ulama tasawuf.

Baca juga: Manfaat dan Keutamaan Bershalawat yang Perlu Diketahui

Sejarah Hizib Bahar sendiri bermula, pada suatu waktu syaikh Asy-Syadzili berniat melakukan perjalanan haji ke tanah suci. Perjalanan tersebut harus melewati laut merah. Ia kemudian menumpang perahu yang dimiliki seorang beragama Nasrani. Malang, angin saat itu tidak cocok untuk digunakan melaut. Keadaan ini berlangsung selama berhari-hari sehingga perjalanan terpaksa tertunda.

Hingga akhirnya, syaikh Asy-Syadzili bertemu dengan Rasulullah SAW. Ketika berjumpa, nabi mengajarkan bacaan hizib bahri secara lisan kepada syaikh. Hizib yang ia terima kemudian ia bacakan sebelum kapal berlayar. Angin perlahan mulai berhembus, dan perahu akhirnya bisa berjalan. Karena hal ini, pemilik perahu yang beragam Nasrani akhirnya masuk Islam.

Baca juga: Karomah Imam Hasan Bin Sholeh Al-Bahr

Mengenai tentang manfaat atau fadilah mengamalkan Hizib Bahar, Abi Hasan asy-Syadzili menjelaskan:



Berita Selengkapnya

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved