Hari itu, Muawiyah bin Abi Sufyan sedang bersiap menerima para utusan di istana. Ketika kesempatan pertama dibuka, Ummul Hakam binti Abi Sufyan segera menempati tampat duduknya di balik tabir. Dari situ dia bisa mendengarkan pembiacaraan-pembicaraan dalam majelis kakaknya tentang hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Baca juga: Nasehat Abu al-Aliyah kepada Santrinya dalam Belajar Al-Quran
Dia mengisi dirinya dengan segala yang didengarnya dari penasehat istana. Laporan tentang berbagai hal, berita yang aneh-aneh, syair-syair yang indah atau hikmah-hikmah yang luhur.
Putri bangsawan ini sangat cerdas bersemangat untuk mencapai ketinggian martabat. Sementara kakaknya menerima orang-orang yang menghadap berdasarkan kedudukannya.
Sahabat-sahabat Rasulullah SAW selalu didahulukan dari yang lain, baru kemudian menyusul tokoh-tokoh tabi’in, para ulama dan kalangan bangsawan.