Baca juga: Rutin Membaca Sholawat, Pahalanya Sangat Dahsyat
Karena itulah, baik laki-laki atau perempuan, memilih pasangannya harus berdasar agama dan akhlak. Misal, untuk laki-laki, hendaknya memilih istri yang mau dibimbing dalam beragama dan berakhlak mulia. Pilihlah istri yang selalu bersyukur. Dan mau menjadi pembimbing anak-anakmu nanti, agar kelak anak-anakmu menjadi generasi islam yang sejati.
Istri harus banyak bersyukur pada suaminya. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لا ينظرُ اللَّهُ إلى امرأةٍ لا تشكُرُ لزوجِها وَهيَ لا تستَغني عنهُ
“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan ia tidak merasa cukup dengan apa yang diberikan suaminya” (HR. An Nasa’i dan Al Baihaqi dalam Sunanul Kubra).
Baca juga: Jangan Bergembira Berlebihan, Waspada Pada Ajal yang Kian Dekat
Makna Allah tidak akan melihat mereka maksudnya mereka mendapat murka dari Allah.
Ath Thabari menjelaskan:
ولا ينظر إليهم، يقول: ولا يعطف عليهم بخير، مقتًا من الله لهم
“Allah tidak melihat mereka] maksudnya Allah tidak memberikan kasih sayang berupa kebaikan kepada mereka, dan mereka mendapat murka dari Allah” (Tafsir Ath Thabari).
Baca juga: Mengqadha Shalat Fardhu Setelah Haid dan Nifas, Bagaimana Caranya?
Ulama salaf As Sam’ani juga menjelaskan:
{وَلَا ينظر إِلَيْهِم يَوْم الْقِيَامَة} يَعْنِي: لَا ينظر إِلَيْهِم بِالرَّحْمَةِ
“[Allah tidak memandang mereka di hari kiamat] maknanya Allah tidak memandang mereka dengan pandangan rahmah” (Tafsir As Sam’ani).
Maka bagi para istri hendaknya bersyukur dengan apa yang diberikan suami dan tidak banyak menuntut serta merasa cukup dengan rezeki Allah yang diberikan melalui suaminya.
Baca juga: Malaysia Mulai Lockdown Total Hari Ini, Penyebaran COVID-19 Menggila
Agar mendapatkan istri yang pandai bersyukur itulah, setiap suami harus berusaha memilih istri yang baik akhlaknya. Pilihlah istri, yang menyayangi kedua orangtua suami apa adanya bukan ada apanya. Menyayangi mereka sama seperti dia menyayangi kedua orangtua nya.
Istri yang baik juga akan berupaya menjadikan suaminya pemimpin bagi dirinya. Bukan hanya di depan kedua orangtua suami saja, tetapi di depan kedua orangtuanya sendirk, keluarganya dan anak-anaknya.