Mujair awalnya adalah ikan yang liar, namun semenjak dibudidayakan oleh Pak Mudjair pada jaman penjajahan Hindia Belanda, ikan ini menjadi primadona.
Sayangnya, di jaman sekarang semakin banyak peternak yang fokus pada keuntungan tanpa memperhatikan kualitas, ditambah lagi pencemaran air yang kian merajalela. Tak heran jika kualitas ikan-ikan ini semakin berkurang.
Beda perawatan tentu beda juga hasilnya. Hal itulah yang kini sedang ngetren di kalangan peternak ikan mujair. Bagi mereka, ikan yang berpostur gemuk tentu lebih disukai oleh konsumen.
Nah pandangan salah seperti itulah yang bikin banyak peternak melakukan penggemukan dengan cara-cara curang.
Alhasil, ketika diuji laboratorium, kandungan lemak (Omega-6) pada ikan ini sangat tinggi jauh dibandingkan hamburger dan makanan cepat saji. Dampaknya adalah ancaman kolesterol, obesitas dan jantung!
Bukan hal tabu lagi kalau ikan semacam ini sudah terkontaminasi dengan obat-obatan kimia. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kali kasus yang terbongkar bahwa ikan ini banyak sekali mengandung bahan kimia seperti yang ada pada PVC, yaitu Dibutyltin.
Ikan mujair memakan kotorannya sendiri | www.keepo.me
Fakta nomor empat ini memang menjijikkan. Tapi mau gimana lagi karena sudah waktunya hal ini kalian ketahui. Kalian tahu nggak kalau rata-rata ikan mujair yang sering kamu makan adalah ikan yang setiap harinya memakan kotorannya sendiri.
Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, ikan ini malah diberi makan dari kotoran itik, babi hingga manusia.
5. Memicu kanker
Ada zat kimiawi dalam ikan mujair. | www.keepo.me
Berhubung tujuannya semata untuk mengeruk keuntungan, otomatis ikan mujair ini jarang sekali mendapat perawatan yang tepat. Jadi, jangan kaget deh kalau kandungan Dioxin di dalamnya sangat tinggi.
FYI : Dioxin adalah racun kimiawi yang bersifat karsinogen dan dapat memicu kanker.